Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pasar Kendaraan Bermotor Roda Empat Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2) atau Low Cost Green Car (LCGC) sepanjang tahun 2025 menghadapi sejumlah tantangan, termasuk dari mobil listrik alias electric vehicle (EV) berharga murah yang menjadi pesaing baru.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, selama Januari–Agustus 2025 penjualan wholesales LCGC turun hingga 32,4% secara year-on-year (yoy) menjadi 81.256 unit.
Menurut pengamat otomotif Yannes Martinus Pasaribu, saat ini daya tarik utama LCGC sebagai mobil murah memang mulai pudar. Pasalnya, dulu LCGC ditawarkan dengan harga sekitar Rp 80 juta, tetapi kini sudah melonjak ke kisaran Rp 138 juta–Rp 200 juta.
Baca Juga: Gaikindo Prediksi LCGC Mampu Bertahan dari Persaingan dengan Mobil Listrik
“Di sisi lain, jumlah kelas menengah kita turun cukup besar, sekitar 17% dari 2019 ke 2024. Kondisi ini jelas membuat LCGC makin tidak terjangkau bagi target konsumennya, yaitu segmen menengah ke bawah yang sangat sensitif terhadap harga,” jelas Yannes kepada Kontan, Rabu (24/9/2025).
Tak hanya itu, absennya kebijakan fiskal yang membuat LCGC menarik di masa lalu, semakin memperlemah posisi LCGC saat ini. Di saat yang sama, muncul pesaing baru dari segmen EV murah yang mulai banyak dilirik generasi milenial dan Z sebagai pembeli mobil pertama.
Menurut Yannes, EV murah di rentang harga Rp 195 juta–Rp 235 juta menawarkan desain yang lebih keren, fitur melimpah, dan teknologi baru. Dengan harga hampir setara dengan LCGC, minat pembeli jelas mulai bergeser ke arah sana.
Selain faktor persaingan langsung dengan EV, pelemahan makroekonomi juga menekan daya beli masyarakat. Inflasi yang bertahan di kisaran 4%, kenaikan PPN menjadi 12%, serta pajak daerah yang memberatkan membuat segmen pasar sensitif harga semakin kesulitan menjangkau LCGC.
“Jadi faktor utamanya tetap pada penurunan kelas menengah dan lemahnya ekonomi makro. Ditambah pergantian generasi pembeli mobil pertama ke milenial dan Gen Z, maka penurunan penjualan LCGC di 2025 semakin tak terelakkan,” kata Yannes.
Namun dalam waktu dekat kelangsungan LCGC bakal banyak bergantung pada tren BEV pasca berakhirnya insentif bagi BEV CBU (completely built-up) per Desember 2025.
Jika produsen EV gagal memenuhi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) 40%, harga EV berpotensi naik 20%–40% dan mengembalikan minat konsumen ke LCGC yang lebih terjangkau.
Namun, jika produsen EV bisa memenuhi TKDN, harga justru bisa lebih murah sekitar 10%–20% dari harga saat ini. Maka, pasar LCGC bisa saja kian tergerus.
“Jadi kuncinya ada di arah kebijakan pemerintah, apakah membiarkan aturan berlaku apa adanya, atau memperbarui program LCGC agar tetap relevan,” jelas Yannes.
Menurut Yannes, opsi pengembangan LCGC berbasis bioetanol yang pernah diusulkan Gaikindo dapat menjaga relevansi produk. Pasalnya, itu membuat LCGC lebih ramah lingkungan dan sesuai prinsip transisi bertahap menuju kendaraan rendah karbon.
LCGC Hybrid Bisa Jadi Game Changer
Yannes turut menyoroti soal persiapan produsen Jepang untuk menghadirkan varian LCGC berbasis hybrid (HEV) dengan harga tetap di bawah Rp 200 juta dan TKDN 40%.
Menurutnya, kehadiran model itu bakal menjadi penantang serius bagi pasar EV murah, khususnya di luar kota tier-1 seperti Jabodetabek, Surabaya, dan Semarang.
“Kalau HEV LCGC ini benar-benar diluncurkan, ia bisa jadi game changer. Pasarnya akan kuat terutama di luar Jawa, sementara EV masih terkonsentrasi di Jabodetabek,” kata Yannes.
Ke depan, strategi pemasaran Agen Pemegang Merek (APM) Jepang diperkirakan akan semakin agresif menembus pasar baru di luar Jawa, memperkuat basis di daerah-daerah yang belum tersentuh penetrasi EV. Nah, ini bisa saja kembali menghidupkan pasar LCGC.
Baca Juga: Penjualan LCGC Terkoreksi, Toyota Astra Motor: Bukan karena Persaingan dengan EV
Selanjutnya: Reforma Agraria Jadi Tuntutan Utama di Hari Tani Nasional ke-65
Menarik Dibaca: Apa itu Quiet Covering dalam Dunia Kerja? Sering Dilakukan Gen Z
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News