kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.909   21,00   0,13%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Moratorium Smelter Nikel, Pemerintah Tak Lagi Terbitkan Izin Baru


Kamis, 21 September 2023 / 18:45 WIB
Moratorium Smelter Nikel, Pemerintah Tak Lagi Terbitkan Izin Baru
ILUSTRASI. Pemerintah mulai membatasi perizinan utuk pembangunan smelter nikel kelas II yang menghasilkan Nickel Pig Iron (NPI) dan Ferronickel


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia kini mulai membatasi perizinan untuk pembangunan proyek smelter nikel kelas II yang menghasilkan Nickel Pig Iron (NPI) dan Ferronickel (FeNi).

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto mengungkapkan, langkah membatasi pembangunan smelter nikel kelas II bertujuan untuk menjaga tingkatan suplai nikel.

"Karena kalau oversupply itu pasti akan menimbulkan harga turun. Ini yang juga kita hindari," ungkap Seto di Menara Kompas, pekan lalu.

Seto menjelaskan, pemerintah memutuskan untuk tidak menambah proyek baru. Sementara itu, proyek-proyek yang telah memperoleh izin sebelumnya masih diperbolehkan melanjutkan pembangunannya.

Menurutnya, pelaku usaha smelter pun kini juga telah menghentikan investasi baru untuk proyek smelter yang menghasilkan produk NPI dan FeNi.

"Kita juga belum mengeluarkan izin baru ya setahu saya. Jadi yang lagi membangun sekarang itu memang yang sudah memperoleh izin-izin sebelumnya," jelas Seto.

Baca Juga: Terbitkan Aturan Baru, Pasir Kuarsa Diklasifikasikan Sebagai Mineral Kritis

Menurutnya, pelaku usaha pun juga secara otomatis tidak menambah investasi baru mengingat harga jual nikel yang mengalami penurunan beberapa waktu terakhir. Penurunan harga komoditas dinilai turut memberi dampak pada nilai keekonomian proyek.

Tak sampai di situ, pelaku usaha smelter bahkan disebut sudah mulai menggelontorkan investasi untuk meningkatkan kualitas pengolahan yang dimiliki. Artinya, bijih nikel diolah menjadi produk yang lebih bernilai tambah.

"Jadi akhirnya juga kan para pengusaha smelter dia juga mencoba cari cara," tambah Seto.

Meski demikian, Seto menegaskan, pemerintah tidak bakal memberikan dukungan insentif tambahan untuk peningkatan nilai tambah yang sedang dilakukan oleh perusahaan smelter saat ini.

Menurutnya, berbagai insentif yang telah diberikan sejauh ini sudah cukup. Selama ini beberapa insentif yang diberikan antara lain tax holiday hingga pembebasan bea impor untuk peralatan yang digunakan dalam pembangunan proyek smelter.

Baca Juga: Emiten Nikel Gencar Mendorong Produksi, Simak Saham Pilihannya

"Cukup kok sejauh ini. Saya juga sudah sampaikan ke mereka, kita gak bisa compete kayak Uni Eropa yang kasih capex subsidi," pungkas Seto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×