Reporter: Vina Elvira | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan distributor alat kesehatan, PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) membidik pertumbuhan penjualan signifikan di tahun 2021. Perusahaan ini memproyeksikan penjualan tumbuh 100% dari realisasi di tahun 2020.
Asal tahu saja, target ini juga sejalan dengan kenaikan penjualan IRRA di tahun lalu. Mengingat di 2020, penjualan perusahaan meroket 100,13% secara tahunan atau yoy.
Direktur Keuangan Itama Ranoraya Pratoto Raharjo mengungkapkan, strategi perusahaan dengan melakukan penetrasi ke segmen penjualan ritel, diklaim telah berhasil mendongkrak penjualan di tahun ini.
"Jadi dengan masuknya kontribusi ritel dari kondisi sebelumnya yang masih didominasi dari penjualan ke instansi pemerintah akan mendongkrak signifikan realisasi penjualan kami," ungkap Pratoto kepada Kontan.co.id beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Itama Ranoraya: Kapasitas produksi jarum Oneject Indonesia di atas kebutuhan
Adapun, di tahun ini IRRA tengah menjalankan transformasi bisnis untuk masuk ke segmen manufaktur alat kesehatan. Langkah itu diambil lewat akuisisi PT Oneject Indonesia, produsen jarum suntik ADS yang sudah mendapat pengakuan dari World Health Organization (WHO).
Pratoto menjelaskan, proses transformasi yang saat ini tengah berjalan, tak hanya membawa IRRA memegang peran lebih besar lagi di sektor distributor alat kesehatan, tapi juga akan membawanya menjadi pemain utama produsen (manufaktur) di alat kesehatan dengan fokus Hi-Yech Healthcare dan jasa layanan kesehatan (eHealth Services).
"(Transformasi bisnis) sudah berjalan di tahun ini dan akan rampung di tahun depan," jelasnya.
Lebih lanjut dia menambahkan, dengan transformasi bisnis tersebut, ke depannya IRRA juga akan memproduksi alat kesehatan yang lebih beragam, seperti kantung darah (kantung darah selama ini dari impor) dan termasuk pula di dalamnya lokalisasi swab antigen test panbio yang selama ini masih di-impor.
"Tidak hanya target lokalisasi (di produksi di dalam negeri) tapi juga bicara peningkatan tingkat komponen dalam negeri (TKDN)," lanjut dia.
Bicara soal TKDN, dia mengungkapkan bahwa produk jarum suntik yang diproduksi Oneject Indonesia memiliki TKDN lebih dari 70%, dengan kapasitas 1,2 miliar per tahun jarum suntik ADS atau terbesar di Asean serta telah berstandar produk WHO (Global Acceptability) sehingga Indonesia dapat menjadi eksportir alat kesehatan.
"Dan posisi produsen tidak hanya bicara memenuhi kebutuhan pasar domestik, tapi juga untuk pasar ekspor karena IRRA punya modal yang kuat seperti produk yang sudah berstandar WHO dan hubungan yang baik dengan produsen healthcare global yang nantinya tidak hanya kerja sama dalam hal distribusi namun juga kerjasama produksi," sambung dia.
Pada tahun 2020, seluruh pendapatan IRRA berasal dari penjualan produk alat kesehatan. Melansir laporan keuangan perusahaan, perusahaan ini membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 563,88 miliar atau meningkat 100,13%, dari sebelumnya Rp 281,75 miliar di tahun 2019.
Sedangkan di tahun ini, IRRA sudah memulai produksi produk barunya yakni Immunodulator Avimac. Produk Avimac ini adalah produk yang sama di Australia dengan brand 98Alive yang sudah dapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Australia.
Baca Juga: Makin kinclong, penjualan Itama Ranoraya (IRRA) capai Rp 331 miliar hingga Mei 2021
"Nah, sekarang kami produksi di Indonesia, dan untuk bahan baku juga sejak awal sudah kita persiapkan arahnya dari dalam negeri," beber dia.
Maka dari itu, Pratoto pun menargetkan proses transformasi bisnis yang tengah berjalan bisa segera rampung di tahun depan. Sehingga IRRA tidak hanya berperan sebagai distributor saja, tapi juga sudah menjadi manufaktur dan layanan jasa di bidang kesehatan.
Sedikit informasi, IRRA berhasil membukukan pertumbuhan kinerja yang impresif di kuartal pertama tahun ini. Tercatat, pendapatan usaha IRRA terdongkrak 754,10% dari semula Rp 26,71 miliar di kuartal I-2020 menjadi Rp 228,16 miliar.
Selanjutnya: Kasus Covid-19 tembus dua juta, saham-saham ini menarik untuk dicermati
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News