Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bidik pertumbuhan pendapatan 20%, PT Sanurhasta Mitra Tbk ekspansi garap proyek perumahan. Proyek pertamanya akan berada di Boyololi di atas lahan 11 ha.
Direktur Sanurhasta Mitra, Gunawan Angkawibawa menyebutkan untuk proyek pertamanya ini akan membangun 1.100 rumah. Adapun perumahan yang akan dikembangkannya menyasar kelas menengah bawah program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
Baca Juga: Sanurhasta Mitra (MINA) terus perkuat bisnis leisure
Walaupun begitu, pihaknya juga tetap membangun perumahan komersial di harga Rp 200 juta. Menurutnya, hal tersebut lantaran pihaknya juga butuh skema subsidi silang. "Hanya saja tidak banyak, dari 1.100 kami bangun 200 unit saja," jelasnya kepada kontan.co.id, di Bursa Efek Indonesia, Kamis (16/1).
Gunawan optimis dengan proyek perumahannya. Menurutnya, masih tingginya backlog rumah di Indonesia dan juga mulai banyak pabrik-pabrik yang migrasi ke Jawa Tengah sehingga potensi dari proyeknya cukup besar.
Tak tanggung-tanggung, pihaknya juga telah mengestimasikan raihan penjualan proyeknya. Adapun untuk tahun ini, pihaknya mengestimasikan penjualan rumah FLPP Rp 30 miliar. Kemudian, pada 2021 estimasinya di Rp 50 miliar dan pada 2022, pihaknya mengestimasikan penjualannya sebesar Rp 60 miliar.
Baca Juga: Merosot, saham Sanurhasta Mitra (MINA) kena suspensi
Pengembangannya dilakukan secara bertahap yang mana tahun ini pihaknya akan membangun 300-400 rumah. Adapun progresnya masih dalam mengurus izin pembangunan. Dirinya berharap akhir bulan ini selesai sehingga Februari sudah bisa mulai membangun.
Sedangkan, untuk pembebasan lahan Gunawan bilang telah hampir selesai yang mana secara persentase disebutnya mencapai 95%.
Untuk pengembangan proyeknya tersebut pihaknya memproyeksikan investasi sebesar Rp 20 miliar. "Sumber dananya akan berasal dari internal, bank, dan dana bergulir dengan asumsi pembangunan 6 bulan selesai jadi bisa menggunakan dana KPR yang sudah cair," jelasnya.
Baca Juga: Menimbang Potensi Likuidasi Aset Reksadana Minna Padi
Sekedar mengingatkan, perseroan mulai berekspansi ke proyek perumahan sejak November 2018. Adapun hal tersebut ditandai dengan membentuk anak usaha baru bernama PT Sanur Hasta Griya (SHG) dengan modal dasar PT Sanur Hasta Griya tercatat sebesar Rp 3,8 miliar dan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp 1 miliar.
Secara total emiten dengan kode saham MINA ini menganggarkan belanja modal atawa capital expenditure (capex) sekitar Rp 25 miliar. Dari dana tersebut, selain untuk proyek perumahan juga untuk capex rutin dari pondok vilanya.
Dengan demikian, sepanjang tahun ini pertumbuhan double digit. "Kami harapkan bisa tumbuh 10%-20% pendapatan tahun ini," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News