Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. Angin segar sepertinya akan segera berhempus untuk PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk. Perusahaan ini memiliki kesempatan memperbaiki kinerja mulai tahun depan.
Untuk memperkuat langkah bisnis, Bina Buana berencana belanja delapan kapal jenis anchor handling tug supply (AHTS). Ini adalah rencana belanja dua tahun sejak tahun depan, atau hingga 2016.
Belanja itu akan memakan biaya investasi jumbo, hingga US$ 170 juta. Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham BBRM itu memastikan mencukupi sebagian dana ini dari penerbitan saham baru atawa right issue sebesar 10%. Pembeli siaganya adalah perusahaan Malaysia Nam Cheong Pionner Sdn.Bhd. Penerbitan saham baru ini akan mendatangkan dana Rp 370 miliar atau sekitar US$ 30 juta.
Lantas, sisa kebutuhan biaya investasi akan dipenuhi dari pinjaman perbankan. "Kami akan akan melakukan pinjaman sekitar 70%-85% dari kebutuhan investasi yang diperlukan," ujar Peter Kusuma, Direktur Keuangan PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk, Kamis (13/11).
Perlu Anda ketahui, alokasi belanja modal hingga US$ 170 juta itu adalah bagian dari komitmen Bina Buana kepada Nam Cheong. Sekadar menyegarkan ingatan, pada Oktober lalu Nam Cheong resmi mengumumkan niat mengempit 30% saham Bina Buana.
Pada kesempatan wawancara yang sama, Sean Lee Yun Feng, Direktur Pelayaran Nasional Bina Buana Raya optimistis tambahan delapan armada baru jenis AHTS itu bisa mendukung kinerja BBRM di bisnis pelayaran lepas pantai. Meski harga minyak dunia melemah, dia yakin permintaan jasa pengangkutan minyak lepas pantai masih besar.
Selain menambah armada kapal AHTS, manajemen Bina Buana memastikan masuknya Nam Cheong sebagai pemilik saham, tidak akan mengubah strategi perusahaan itu. Bina Buana tetap fokus menjaring klien pengguna jasanya dari perusahaan lokal. "Kalaupun klien berasal dari pihak asing tapi mereka harus beroperasi di Indonesia seperti Chevron," terang Sean Lee.
Impian Bina Buana untuk memperbaiki kinerja tahun depan bisa dimaklumi. Pasalnya sepanjang tahun ini, kinerja perusahaan itu tak begitu menggembirakan.
Pendapatan BBRM hingga akhir September 2014 turun 7,77% menjadi US$ 25,03 juta dari US$ 27 juta tahun lalu.
Sementara laba periode berjalan anjlok 88,82% menjadi US$ 534.832. Pada sembilan pertama 2013, laba periode berjalan Bina Buana masih mencapai US$ 4,78 juta.
Penurunan laba periode berjalan itu sejatinya sudah terjadi sejak laporan keuangan penuh 2013. Laba sepanjang tahun lalu turun 21,57% menjadi US$ 5,49 juta.
Sebagai informasi, hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bina Buana kemarin (13/11), sepakat memasukkan dua eksekutif Nam Cheong ke jajaran direksi perusahaan itu. Kedua eksekutif itu adalah Leong Seng Keat yang menduduki posisi Komisaris dan Tiong Chiong Hiiung yang menjabat sebagai direktur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News