Reporter: Monika Novena | Editor: Edy Can
JAKARTA. Mandala Airlines siap terbang kembali setelah manajemen meneken kesepakatan jual beli pada akhir pekan lalu. Kini maskapai tersebut sedang menanti izin dari pemerintah.
Pada Jumat (23/9) lalu, Mandala telah meneken perjanjian jua beli bersyarat serta berbagai dokumen legal dengan Saratoga Group sebagai investor keuangan dan Tiger Airways selaku investor strategis. Dengan kesepakatan ini, Saratoga akan memegang 51% saham Mandala Airlines dan Tiger Airways sebesar 33%. Sedangkan sisanya dimiliki oleh kreditor konkruen dan pemegang saham lama.
Mandala sedang dalam proses melengkapi persyaratan supaya segera terbang kembali. "Dengan dukungan dari pemerintah kami berharap Mandala dapat segera terbang," kata Diono Nurjadin, Presiden Direktur Mandala Airlines.
Keinginan untuk segera terbang juga di ungkapkan oleh Chin Yau Seng, CEO Tiger Airways Holdings Limited, "Kesepakatan untuk transaksi ini telah selesai saya berharap Mandala beroperasi dengan segera." katanya.
Sandiaga Uno, salah satu pendiri Saratoga Group juga demikian. “Finalisasi dokumen-dokumen transaksi ini sudah selesai. dan berharap agar Mandala dapat segera beroperasi kembali.”
Menurut Devin Wirawan, Investment Manager Saratoga Capital, saat ini Mandala memang tinggal menunggu pemerintah untuk ijin terbang terbangnya. Namun pihaknya belum mengetahui persis kapan ijin tersebut akan keluar "Kalau dari Saratoga mengharapkan sesuai target awal. Akhir tahun sudah bisa beroperasi untuk mengejar momen liburan."
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Herry Bakti mengaku belum menerima laporan dari Mandala Airlines. "Mereka kan baru selesai Jumat (23/9). Jadi saya belum terima laporan apa-apa dari pihak Mandala," kata Herry. Laporan yang dimaksud adalah struktur kepemilikan saham yang baru, pesawat, termasuk bussines plan.
Ia pun belum bisa memastikan kapan Mandala akan beroperasi, "Kalau memang belum memenuhi syarat ya belum bisa terbang," kata Herry.
Pasca beralihnya kepemilikan Mandala, maskapai baru ini akan menerapkan model bisnis Tiger Airways, yakni dengan menawarkan perjalanan biaya murah ke tujuan internasional dan domestik dalam jangkauan lima jam penerbangan. Seperti juga penerbangan lainnya yang tergabung dalam Tiger Airways Group, penerbangan hasil restrukturisasi ini akan mengoperasikan pesawat Airbus A320.
Sebelumnya, operasional Mandala terhenti akibat krisis keuangan. Maskapai ini kemudian memutuskan menghentikan operasionalnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News