kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.969.000   -22.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.875   -5,00   -0,03%
  • IDX 6.613   -20,90   -0,32%
  • KOMPAS100 952   -3,65   -0,38%
  • LQ45 742   -2,91   -0,39%
  • ISSI 210   0,12   0,06%
  • IDX30 386   -1,41   -0,36%
  • IDXHIDIV20 465   -1,90   -0,41%
  • IDX80 108   -0,27   -0,25%
  • IDXV30 113   -0,30   -0,26%
  • IDXQ30 127   -0,67   -0,52%

Negosiasi Terlalu Lama, Indonesia Depak LG dari Proyek Strategis Baterai Listrik


Kamis, 24 April 2025 / 18:38 WIB
Negosiasi Terlalu Lama, Indonesia Depak LG dari Proyek Strategis Baterai Listrik
ILUSTRASI. Rosan P. Roeslani, buka-bukaan soal alasan LG tidak melanjutkan rencana investasi proyek konsorsium baterai listrik.. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nym.


Sumber: Kompas.com | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan P. Roeslani, buka-bukaan soal alasan LG tidak melanjutkan rencana investasi proyek konsorsium baterai listrik.

Proyek ini digadang-gadang sangat padat modal dengan perkiraan investasi senilai 7,7 miliar dollar AS atau sekitar Rp 129,8 triliun (asumsi kurs Rp 16.862 per dollar AS).

Konsorsium tersebut meliputi LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp, dan mitra lainnya. Keputusan untuk tidak melanjutkan kerja sama dengan LG itu berdasarkan pada surat resmi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tertanggal 31 Januari 2025.

Rosan meluruskan, bahwa bukan LG yang sukarela keluar dari konsorsium, melainkan sebetulnya pemerintah Indonesia yang memutuskan mengeluarkan raksasa elektronik asal Korea Selatan itu dari konsorsium.

Baca Juga: LG Lepas Proyek Titan, Kerja Sama Indonesia-China Lewat Proyek Dragon Tetap Jalan

Rosan bilang, negosiasi investasi baterai EV dengan LG dan konsorsiumnya sudah berjalan terlalu lama. Sementara itu, pemerintah Indonesia ingin agar proses realisasi investasi berjalan dengan cepat.

Di sisi lain, pihak Huayou dari China sudah menyatakan minat untuk menanamkan investasinya di pengembangan baterai listrik. Sementara LG belum segera memutuskan kesepakatan dengan pihak pemerintah Indonesia.

"Karena memang negosiasinya ini sudah terlalu lama, sedangkan kita kan ingin semua ini berjalan dengan baik, dengan cepat. Karena negosiasinya sudah berlangsung lima tahun, jadi kan enggak mungkin," tutur Rosan dikutip pada Kamis (24/4/2025).

"Dikatakan bahwa dari sana (LG) memutus, sebetulnya untuk lebih tepatnya sebetulnya dari kami yang memutus itu berdasarkan surat tanggal 31 Januari 2025 yang diterbitkan oleh Kementerian ESDM," kata dia menegaskan.

Karena alotnya mencapai sepakat dalam negosiasi pemerintah dan pihak LG, maka Kementerian ESDM memutuskan bersurat ke LG untuk tidak melanjutkan kerja sama proyek baterai listrik.

Baca Juga: IBC Ungkap Alasan LG Batal Investasi Baterai EV di Indonesia

"Surat tertanggal 31 Januari tahun 2025 yang dikirimkan oleh Pak Bahlil kepada CEO LG Chem maupun LG Energy Solution. Jadi surat itu dikeluarkan karena memang dari Huayou itu memang berminat untuk berinvestasi," jelas Rosan.

Sebelumnya, konsorsium sudah melakukan kerja sama dengan pemerintah Indonesia dan BUMN untuk membangun rantai pasok baterai EV, yakni mulai pengadaan bahan baku hingga produksi prekursor, bahan katode, dan pembuatan sel baterai.

Sumber dari kalangan industri Korea Selatan menyebut, konsorsium telah memutuskan menarik proyek investasi setelah berkonsultasi dengan pemerintah Indonesia.

Baca Juga: Dipanggil ke Istana, Rosan Lapor Prabowo soal Realisasi Investasi hingga Mundurnya LG

Pasalnya, saat ini ada pergeseran dalam lanskap industri, khususnya karena adanya perlambatan sementara permintaan kendaraan listrik global.

"Mempertimbangkan kondisi pasar dan lingkungan investasi, kami telah memutuskan untuk keluar dari proyek tersebut," kata seorang pejabat dari LG Energy Solution.

"Namun, kami akan melanjutkan bisnis kami yang ada di Indonesia, seperti pabrik baterai Hyundai LG Indonesia Green Power (HLI Green Power), usaha patungan kami dengan Hyundai Motor Group," lanjut pejabat tersebut.

Selanjutnya: Agar Transisi Energi Lancar, Harus Ada Kerjasama Dengan Banyak Pihak

Menarik Dibaca: Apa Itu Money Parenting? Ini Pentingnya Money Parenting untuk Anak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×