Reporter: Vina Elvira | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menyatakan bahwa pembangunan fasilitas logistik pangan baru serta modern harus terus didorong dan ditingkatkan melalui kolaborasi antara sektor Pemerintah, BUMN, dan swasta.
Pernyataan tersebut disampaikan Arief pada saat melakukan kunjungan kerja bersama meninjau sarana dan fasilitas logistik pangan milik PT FKS Multi Agro Tbk di Krakatau International Port, Cilegon, Banten pada Minggu, (15/1).
Sejumlah fasilitas logistik yang dikunjungi meliputi fasilitas grain pump dan integrated warehouse kapasitas 200 ribu ton, automatic modern terminal transit system yang menghubungkan dermaga dan gudang dengan kapasitas transfer konveyor hingga 1.300 MT/jam yang dikelola PT Sentral Grain Terminal.
Selain itu, juga dilakukan kunjungan ke Pabrik Pengolahan Jagung PT. Tereos FKS Indonesia dan Pabrik Tepung Terigu PT Bungasari Flour Mills Indonesia.
Baca Juga: NFA Harap 70% Pengadaan CBP 2023 Rampung di Bulan Juli atau Agustus
Dalam keterangannya dia mengatakan, fasilitas logistik pangan merupakan sarana yang sangat penting dan harus dimiliki di setiap daerah.
Sebab fasilitas ini merupakan faktor penentu dalam mendukung kelancaran distribusi pangan nasional, baik itu distribusi antara daerah maupun dari dan ke mancanegara.
"Sudah menjadi keharusan fasilitas logistik pangan yang terstandarisasi seperti di Krakatau International Port ini terdapat secara merata di seluruh wilayah Indonesia khususnya di sentra-sentra produksi pangan," ungkap Arief, dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, kemarin.
Dia menambahkan, untuk membangun fasilitas logistik pangan yang modern dan terintegrasi diperlukan kompetensi dan pengalaman. Maka dari itu, ia mendorong Pemerintah Daerah, BUMN Pangan, dan pihak swasta yang telah memiliki pengalaman dapat saling berkolaborasi.
“Hal ini juga sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo terkait peningkatan investasi. Presiden sering menekankan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah tidak ragu untuk membuka peluang investasi di berbagai sektor, mengingat investasi adalah salah satu kunci pertumbuhan ekonomi,” papar Arief.
Menurutnya, upaya membuka peluang investasi fasilitas logistik pangan ini telah dimulai baru-baru ini di Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui rencana pembangunan Pelabuhan Teluk Santong, di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Pelabuhan tersebut merupakan bentuk kolaborasi Pemerintah Daerah dengan swasta.
“Kita telah melakukan peletakan batu pertamanya 11 Januari lalu. Pelabuhan ini dipersiapkan sebagai pusat distribusi jagung produksi Sumbawa dan Dompu sehingga akan dilengkapi infrastruktur dermaga serta silo dengan kapasitas sekitar 30 ribu ton,” kata dia.
Arief berharap, daerah lain mengikuti langkah Pemerintah Provinsi NTB yang telah berhasil membuka keran investasi pembangunan fasilitas logistik pangan di wilayahnya. Pelabuhan tersebut dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing jagung sebagai komoditas unggulan daerah.
Baca Juga: Badan Pangan Targetkan Regulasi Penetapan HPP Gabah dan Beras Rampung Bulan Ini
Berdasarkan data Prognosa Neraca Pangan Nasional periode Januari-Desember 2023, sejumlah komoditas pangan strategis diproyeksikan mengalami surplus di akhir 2023, di antaranya jagung sekitar 3,2 juta ton, daging ayam ras sekitar 689 ribu ton, dan beras sekitar 6,3 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News