Reporter: Ahmad Febrian, Sabrina Rhamadanty | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia terus berupaya mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Nah,
Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) rupanya tertarik ikut dalam pengembangan PLTN pertama di Indonesia.
CEO Pertamina NRE John Anis mengatakan, keinginan ini lantaran latar belakang perusahaan yang mengembangkan energi baru terbarukan. Ditambah dengan adanya target pembangkit nuklir di Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025-2034.
"Kami ingin selalu berkontribusi. Kita bagian dari energi baru terbarukan, tapi tentu saja pemerintah yang memutuskan," kata John, akhir Juni lalu.
Wakil Ketua Umum Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kadin Indonesia, Aryo Djojohadikusumo mengungkapkan, sejumlah negara sudah tertarik untuk membangun PLTN di Indonesia.
"Terkait Pertamina NRE yang ingin terlibat dalam proyek PLTN. Tentu ini merupakan hal yang menggembirakan karena PNRE akan berkontribusi dalam proyek transisi energi di Indonesia,” ujar Aryo, dalam keterangannya, Kamis (10/7).
Aryo menyarankan, pemerintah mempertimbangkan penjajakan untuk menjalin kerjasama pembangunan PLTN dengan Kanada dan Korea Selatan. Kedua negara tersebut juga mempunyai cadangan uranium yang besar, sama seperti Amerika Serikat, Cina dan Rusia.
Baca Juga: Indonesia Perlu Dana US$ 5 Miliar untuk Kembangkan Pembangkit Nuklir Perdana
Menurut dia, nuklir dinilai sebagai sumber energi yang efisien, murah, dan ramah lingkungan. Pemanfaatannya strategis untuk memperkuat ketahanan energi nasional dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
Namun, ia menekankan pentingnya sosialisasi masif kepada masyarakat agar tercipta pemahaman yang menyeluruh dan menghilangkan kekhawatiran publik terkait energi nuklir.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menyiapkan aturan terkait pengolahan uranium atau thorium sebagai bahan baku PLTN di Kalimantan. Adapun, potensi energi nuklir berupa uranium atau thorium itu ditemukan di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat.
Potensi uranium di Kabupaten Melawi menurut Atlas Geologi Sumber Daya Mineral dan Energi Kalimantan Barat sebesar 24.112 ton. Namun, pemanfaatan nuklir sebagai energi primer masih menunggu adanya kebijakan dari pemerintah yang didukung studi kelayakan pembangunan PLTN.
Selanjutnya: Perkuat Daya Saing dan Jejaring Bisnis, PNM Bawa Nasabah Ikuti Studi Banding UMKM
Menarik Dibaca: Mulai Hari Ini Pemesanan Tiket Kereta KAI Bisa Lebih Dekat dengan Waktu Keberangkatan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News