kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Nilai transaksi Go-Jek nyaris Rp 10 triliun per tahun


Kamis, 22 Maret 2018 / 18:00 WIB
Nilai transaksi Go-Jek nyaris Rp 10 triliun per tahun
ILUSTRASI. Go-jek


Reporter: Markus Sumartomdjon | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Efek Go-Jek memang dahsyat. Berdasarkan hasil penelitian Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) baru-baru ini, keberadaan aplikasi transportasi online itu membuat ekonomi nasional langsung membuncah.

Menurut Kepala Lembaga Demografi FEB UI, Turro S. Wongkaren, Go-Jek sanggup memberi kontribusi sebanyak Rp 8,2 triliun per tahun ke perekonomian nasional. Itu baru dari total pendapatan mitra pengemudi yang jumlahnya sudah nyaris satu juta mitra pengemudi.
 
Ini masih belum digabung dengan hasil pendapatan dari mitra UMKM yang bergabung dengan Go-Food. Lembaga tersebut memproyeksi nilai total transaksi yang terjadi di aplikasi Go-Food dalam setahun bisa mencapai  Rp 1,7 triliun per tahun. "Manfaat Go-Jek pada perekonomian bakal terus meningkat di masa depan," katanya di rilis yang diterima KONTAN.CO.ID, Kamis (22/3). Ini artinya, kalau ditotal, nilai transaksi Go-Jek dalam setahun sebesar Rp 9,9 triliun.

Bagi mitra perusahaan teknologi tersebut, keberadaan Go-Jek membantu mendongkrak pendapatan. Semisal dari sisi para pengojek. Saat bergabung dengan Go-Jek, rata-rata pendapatan para pengojek melonjak hingga 44% dengan rata-rata pendapatan Rp 3,31 juta per bulan. Nah, bagi para pengemudi yang penuh waktu di Go-Jek, pendapatannya bisa mencapai Rp 3,48 juta per bulan.

Begitu pula omzet dari para mitra UMKM yang bergabung dengan Go-Food, yaitu para pebisnis makanan dan minuman. Sebanyak 82% responden mengaku omzet mereka langsung melesat setelah bergabung ke Go-Food.

Asal tahu saja, LD FEB UI melakukan penelitian dari Oktober - Desember 2017 di sembilan wilayah (Bandung, Bali, Balikpapan, Jabodetabek, DIY Yogyakarta, Makassar, Medan, Palembang, dan Surabaya). Penelitian  itu melibatkan 7.500 responden.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×