Reporter: Juwita Aldiani | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Nusantara Energy Plant Indonesia mengantongi dua kontrak baru di sektor minyak dan gas (migas) di awal 2016. Nilai investasi kedua proyek itu US$ 1,8 miliar.
Perinciannya, pertama, proyek pembangunan terminal penerimaan gas alam cair atawa LNG receiving terminal di Cilegon, Banten. Nusantara Energy merogoh kas internal untuk menggarap proyek senilai US$ 200 juta ini.
Nusantara Energy akan memakai dana untuk membangun jetty, unit regasifikasi dan LNG floating storage di kawasan Krakatau Industrial Estate. Perusahaan itu akan membangun storage LNG berkapasitas 160.000 meter kubik (m³). Sementara kapasitas unit regasifikasi bakal sebesar 2 x 375 juta standar kaki kubik (mmscfd).
Hingga kini, Nusantara Energy masih menunggu izin analisis dampak lingkungan (amdal). "Masalah lahan sudah clear and clean, studi kelayakan juga sudah beres," terang Junaidi Elvis, Presiden Direktur PT Nusantara Energy Plant Indonesia kepada KONTAN, Selasa (23/02).
Proyek kedua adalah, pembangunan integrated project mini refinery, LPG storage dan LNG recieving terminal di kawasan Situbondo Refinery Industry, Jawa Timur. Proyek tersebut investasinya bisa mencapai US$ 1,6 miliar. Saat ini masih dalam tahap studi kelayakan. Nusantara Energy menargetkan pembangunan proyek ini pada akhir tahun 2017, setelah pembangunan proyek Cilegon rampung.
Lantaran proyek Situbondo lebih besar ketimbang Cilegon, Nusantara Energy kemungkinan mengawali proyek dari pembangunan integrated project mini refinery terlebih dahulu. "Tapi tergantung off taker PT Pertamina juga nantinya," kata Junaidi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News