Reporter: Petrus Dabu | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. PT Nusantara Regas mulai menggunakan fasilitas pipa yang dioperasikan Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) untuk mengalirkan gas hasil regasifikasi gas alam cair (LNG) di FSRU Jawa Barat.
Gas tersebut dipasok untuk kebutuhan pembangkit listrik milik PLN di Tajung Priok dan Muara Karang. Fasilitas pipa tersebut terdapat ORF Muara Karang dan ORF Tanjung Priok, serta jalur pipa Muara Karang–Tanjung Priok.
Pemanfaatan bersama fasilitas pipa gas ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan melalui surat nomor S-369/MK.6/2013 tanggal 3 Juli 2013.
PT Nusantara Regas dan PHE ONWJ menindaklanjuti titah tersebut dengan melakukan penandatanganan perjanjian pemanfaatan fasilitas bersama yang dilakukan di Kantor SKK Migas, Jakarta, Kamis (29/8).
Penandatanganan perjanjian pemanfaatan fasilitas bersama (Facility Sharing Agreement/FSA) tersebut dilakukan Direktur Utama PHE Ignatius Tenny Wibowo dan Direktur Utama Nusantara Regas Hendra Jaya.
Perjanjian ini disaksikan Deputi Pengendalian Dukungan Bisnis, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Lambok H. Hutauruk.
Dalam siaran pers SKK Miagas yang diterima KONTAN Kamis (29/8), disebutkan pemanfaatan bersama fasilitas pipa ini akan mengurangi cost recovery atau biaya yang operasional hulu migas yang dibayarkan negara, karena ada biaya operasi dan perawatan yang dibebankan kepada Nusantara Regas.
Berdasarkan data terakhir PHE-ONWJ untuk biaya operasi dan perawatan, dengan asumsi Nusantara Regas menyalurkan gas sebesar 165 billion british thermal unit (bbtu) per hari selama tiga tahun, potensi penghematan cost recovery di PHE-ONWJ mencapai sekitar US$ 13,9 juta.
Pemanfaatan fasilitas bersama ini juga akan meningkatkan pemanfaatan gas untuk pembangkit listrik milik PLN, sehingga mengurangi penggunaan BBM. Nusantara Regas mulai mengirimkan gas kepada PLN pada periode 24 Mei-31 Desember 2012 sebanyak 12 kargo LNG atau setara 32,4 juta bbtu.
Penghematan selama tujuh bulan di tahun 2012 itu diperkirakan sebesar US$ 349,8 juta. Periode 1 Januari–15 Agustus 2013 telah dialirkan sebesar 40,6 juta bbtu dengan estimasi penghematan senilai
US$ 448,47 juta.
Dengan demikian, total penghematan dari konversi bahan bakar minyak (BBM) ke gas oleh PLN sebesar US$ 798,3 juta atau kurang lebih Rp 7,98 triliun.
Selain itu, terdapat potensi penerimaan Negara bukan pajak (PNBP) dari sewa barang milik negara yang dibayarkan Nusantara Regas.
Dengan minimum pengaliran gas sebesar 35 bBtu, pembayaran sewa yang disetorkan ke rekening negara sebesar US$ 2,7 juta. Jumlah ini akan bertambah setiap tahunnya seiring kenaikan gas yang dialirkan Nusantara Regas di masa mendatang.
Direktur Utama PHE Ignatius Tenny Wibowo mengatakan, kerja sama ini merupakan yang pertama kali dilaksanakan di antara industri hulu dan hilir migas dengan mempertimbangkan kepentingan ketersediaan energi bagi masyarakat luas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News