Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Azis Husaini
KEPULAUAN SERIBU. PT Nusantara Regas (NR), pengelola Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Jawa Barat, siap mengalirkan pasokan gas dari ke pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) Tanjung Priok mulai Juni mendatang. Saat ini, anak usaha PT Pertamina itu telah menyelesaikan konstruksi untuk penyambungan pipa aliran gas ke pembangkit milik PT PLN tersebut.
Hendra Jaya, Direktur Utama PT Nusantara Regas mengatakan, perusahaannya kini tinggal masih menunggu persetujuan dari Kementerian Keuangan untuk menggunakan fasilitas pipa milik PT Pertamina Hulu Energi Onshore North West Java (PHE ONWJ). "Kami harapkan bulan depan sudah ada persetujuan, sehingga langsung bisa mengalirkan ke pembangkit," kata dia kepada wartawan dalam acara kunjungan ke FSRU Jawa Barat, Sabtu (25/5).
Selama ini, PLTGU Tanjung Priok memperoleh pasokan gas dari PHE ONWJ, namun belakangan suplai bahan bakar tersebut terus berkurang hingga menjadi 120 million metric standard cubic feet per day (mmscfd) mmscfd. Padahal, total kebutuhan gas mencapai 200 mmscfd untuk dapat menghasilkan setrum sebanyak 1000 megawatt (MW).
Investasi yang disiapkan Nusantara Regas untuk konstruksi pipa tersebut mencapai US$ 8 juta. Adapun pasokan gas untuk PLTGU Tanjung Priok berasal dari LNG Tangguh, di Teluk Bintuni, Papua Barat sebanyak 5 kargo, dan jumlah pasokan tambahan gas ke pembangkit mencapai 80 mmscfd.
Hendra bilang, rencana pihaknya untuk memasok gas ke Tanjung Priok telah memperoleh sambutan positif dari pemerintah. Sebab, kegiatan ini juga berperan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) yang selama ini masih digunakan untuk pembangkit untuk menambal kekurangan pasokan gas.
Dia mencontohkan, selama satu tahun belakangan, yakni dari 24 Mei 2012 hingga 30 April 2013 pihaknya telah menyupai gas ke PLTGU Muara Karang sebesar 53,38 mmbtu atau sekitar 160 mmscfd. Jika dikonverikan, jumlah gas tersebut setara dengan pemakaian solar sebanyak 1,5 juta kiloliter (kl). "Dengan harga high solar diesel (hsd) Rp 9.500 per liter, potensi penghematan yang bisa dilakukan sebesar US$ 624,8 juta," ungkapnya.
Dapat jaminan pasokan 49 kargo
Saat ini, Nusantara Regas sudah bisa bernapas lega setelah pihaknya memperoleh kepastian pasokan gas hingga 2021 dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Hendra bilang, FSRU Jawa Barat telah memperoleh kepastian pasokan gas sebanyak 49 kargo pertahun.
Rinciannya, NR memperoleh pasokan gas dari LNG Bontang sebanyak 22 kargo atau sekitar 1,1 juta ton per tahun yang telah dialirkan sejak 2012 silam. Mulai tahun ini, terminal regasifikasi pertama di Indonesia itu juga akan menerima tambahan gas sebanyak 27 kargo yang berasal dari LNG Tangguh dan Chevron IDD.
Namun, meskipun telah memperoleh tambahan pasokan gas, sejatinya kapasitas FSRU Jawa Barat masih belum terpenuhi seluruhnya. "Kapasitas kami sepenuhnya mencapai 3 juta ton atau setara 54 kargo per tahun, dan kami akan berupaya memenuhinya dari lokasi lain, " ujar Hendra.
Di sisi lain, lanjut Hendra, permintaan gas di dalam negeri masih belum tinggi. Alhasil, pada tahun ini pihaknya hanya siap menerima 5 kargo saja dari total tambahan sebanyak 27 kargo. "Kendala kami belum bisa memasok ke industri karena harga gasnya tinggi yang bisa mencapai US$ 16 per mmbtu," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News