kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Investigasi PLN, Kemenko Marves dan BSSN bakal kunjungi rumah pelanggan pekan ini


Rabu, 08 Juli 2020 / 19:40 WIB
Investigasi PLN, Kemenko Marves dan BSSN bakal kunjungi rumah pelanggan pekan ini
ILUSTRASI. Petugas PLN melakukan pencatatan meter di rumah pelanggan di Cipulir, Jakarta, Selasa (30/6/2020). PLN memastikan seluruh petugas pencatat meter akan melakukan pencatatan meter secara langsung ke rumah pelanggan pascabayar. Pencatatan ini akan digunakan s


Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) masih terus melanjutkan investigasi seputar lonjakan tagihan listrik pelanggan.

Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Purbaya Yudhi Sadewa bilang proses investigasi masih berlangsung dan pada Jumat (10/7) nanti pihaknya bakal melakukan kunjungan ke rumah pelanggan yang masuk dalam data sampel investigasi.

"Jumat akan ada kunjungan ke Jabodetabek untuk recheck data pelanggan dengan data time series tagihan listrik selama satu tahun dari pelanggan tertentu yang sudah kita sampel," ungkap Purbaya kepada Kontan.co.id, Rabu (8/7).

Baca Juga: Ini cara mendapatkan invoice tagihan listrik PLN setiap bulannya

Ia melanjutkan, di saat bersamaan Kemenko Marves masih menanti kelengkapan data dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Adapun, data tersebut merupakan data stand meter atau penghitungan tagihan listrik pelanggan oleh PLN.

Sebelumnya, Tagihan listrik pelanggan PT PLN (Persero) pada bulan Juli 2020 ini masih mengalami lonjakan. Berbeda dari bulan sebelumnya, keluhan lonjakan terjadi lantaran penggunaan listrik lebih sedikit ketimbang sebelumnya.

Misalnya contoh, salah satu pelanggan PLN yang mengeluhkan hal ini di media sosial atau twitter @pln-123 atas akun @opadoang. Dia memberikan bukti tagihan listrik pada bulan Juli ini yang lebih tinggi dari bulan Juni.

Padahal, penggunaan listrik selama Juni ke Juli hanya 200 killo watt hour (kWh). Namun, ia harus membayar tagihan sebesar Rp 367.114. Hal itu lebih besar ketimbang tagihan yang dibayar pada bulan Juni lalu mencapai Rp 268.292 di mana penggunaan listrik pada Juni itu mencapai 289 kWh.

Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN, Bob Saril berkilah, lonjakan tagihan pada bulan Juli ini tak lepas dari pemakaian listrik rumah tangga yang masih tinggi.

Meski Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sudah dilonggarkan dan memasuki masa new normal, tapi sejumlah perusahaan masih memberlakukan Work From Home (WFH).

Baca Juga: Sulit dapatkan token listrik gratis Juli via situs atau WA? Coba tiga cara ini

"Masih PSBB kan, pemakaian masih sama seperti bulan sebelumnya. Betul (konsumsi listrik rumah tangga masih besar) tapi tidak setinggi pada rekening bulan Juni," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Jumat (3/7).

Bob juga memastikan keakuratan pemakaian listrik yang ditagihkan. Sebab, PLN sudah tidak menggunakan penghitungan rata-rata tiga bulan, melainkan telah membaca kWh meter yang memotret kondisi riil konsumsi listrik pelanggan.

"Betul, kita membaca semua pelanggan pada pemakaian Juni, rekening Juli," sambung Bob.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×