kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ogah tanam, produksi tembakau tahun ini turun 30%


Rabu, 29 Oktober 2014 / 15:26 WIB
Ogah tanam, produksi tembakau tahun ini turun 30%
ILUSTRASI. PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) menyebut bisnis sawit pada 2023 tampak lebih menantang.


Reporter: Mona Tobing | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Petani mulai menahan diri untuk menanam tembakau di tahun ini. Kondisi ini terjadi seiring dengan rencana pemerintah menaikan cukai rokok hingga 10% pada awal tahun, termasuk adanya kekhawatiran serangan hama tembakau. 

Dengan kondisi itu maka Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) memprediksi produksi tembakau nasional akan turun 30% dari tahun 2013 lalu sebanyak 120.000 ton. Menurut Ketua APTI Abdus Setiawan, petani tembakau di Pulau Jawa menahan diri untuk tidak menanam tembakau. 

Alasannya, pertama, penyakit yang menghinggap tembakau dan membuat petani gagal panen. Kedua, pabrik rokok telah menghentikan pembelian tembakau ke petani. Terakhir, rencana pemerintah menaikan cukai rokok hingga 10% pada tahun 2015.

Abdus menghitung atas kondisi ini akan terjadi penurunan produksi tembakau. Namun, kenaikan produksi tembakau juga bisa saja terjadi. Mengingat saat ini ada sentra tembakau baru di Indonesia Timur yang telah berkontribusi atas produksi tembakau nasional. 

Kalaupun naik maka produksi mencapai 200.000 ton, lebih rendah dari target awal sebanyak 300.000 ton.

"Penurunan produksi terjadi karena panen di Jawa Timur, Jember dan Lampung yang mundur. Sebab serangan hama membuat daun tembakau layu serta berkerut. Petani juga tidak bersemangat menanam tembakau ditengah harga tembakau yang saat ini justru tengah meroket," ujarnya, Rabu (29/10).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×