kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Oktober 2019, PLTU Cilacap Ekspansi 2 berteknologi ultrasupercritical beroperasi


Senin, 16 September 2019 / 18:51 WIB
Oktober 2019, PLTU Cilacap Ekspansi 2 berteknologi ultrasupercritical beroperasi


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) bersama PT Sumberenergi Sakti Prima (SSP) tengah mengembangkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berteknologi ultrasupercritical pertama di Indonesia.

Harapannya, pembangkit listrik yang dinamakan PLTU Cilacap Ekspansi Fase 2 ini sudah bisa beroperasi secara komersial (commercial operation date/COD) pada Oktober 2019 mendatang.

Baca Juga: Rekadaya Elektrika tuntaskan pembangunan transmisi 150 kilovolt dalam 15 bulan

Direktur Utama PT PJB, Iwan Agung menjelaskan bahwa ultra supercritical merupakan teknologi pembangkit listrik yang memiliki tingkat efisiensi yang lebih baik dalam menghasilkan energi listrik apabila dibandingkan dua teknologi pembangkit listrik lainnya, yaitu teknologi subcritical dan supercritical.

"Kalau misalnya teknologi yang lama 1 kg batu bara mampu menghasilkan mampu menghasilkan 2 Kwh, maka untuk yang ultrasupercritical ini 1 kg batubara bisa menghasilkan 3 Kwh," jelas Iwan (16/09).



Sebagai perbandingan, teknologi ultrasupercritical diklaim memiliki tingkat efisiensi hingga sekitar 42%. Angka tersebut lebih besar apabila dibandingkan dengan tingkat efisiensi yang dimiliki oleh dua teknologi pembangkit listrik lainnya, yakni supercritical (36%) dan subcritical (32%).

Saat ini, pengembangan proyek PLTU Cilacap Ekspansi Fase 2 berada pada tahap sinkronisasi setelah sebelumnya melalui tahap commissioning. Ke depannya, PJB dan S2P akan melakukan serangkaian uji performa agar PLTU Cilacap Ekspansi Fase 2 bisa mendapatkan sertifikat laik operasi (SLO) dan beroperasi (COD) pada Oktober 2019 mendatang.

Baca Juga: Rekadaya Elektrika bangun transmisi 150 kilovolt untuk sokong tol listrik Sumatra

Pada nantinya, PLTU Cilacap Ekspansi Fase 2 akan memiliki kapasitas sebesar 1000 MW. Dengan kapasitas tersebut, PLTU ini diklaim akan mensuplai sebanyak 3,5% dari kebutuhan listrik pada sistem Jawa-Bali.

Sebagai informasi, pengembangan PLTU Cilacap Ekspansi Fase 2 merupakan proyek yang dikerjakan secara patungan melalui pembentukan perusahaan joint venture bernama PT Sumber Segara Primadaya (S2P). Adapun kepemilikan dari perusahaan patungan tersebut dimiliki oleh PJB sebesar 49% dan SSP sebesar 51%.

Menurut keterangan Iwan, pengembangan proyek PLTU Cilacap Ekspansi Fase 2 membutuhkan dana investasi sebesar US$ 1,4 miliar. Sebanyak US$ 900 juta dari dana tersebut digunakan untuk keperluan engineering, procurement, and construction (EPC). Sementara itu, sekitar US$ 500 juta sisanya digunakan untuk mendanai biaya-biaya lain seperti interest during construction, perizinan, pengadaan lahan, dan lain-lain.

Baca Juga: Paiton menuju Proper Emas, Wakil Ketua DPR RI apresiasi lingkungan PLTU Paiton

Catatan saja, S2P memang memanfaatkan dana pinjaman dari bank dalam membiayai pengembangan PLTU Cilacap Ekspansi Fase 2. Adapun sejumlah bank yang menjadi kreditur dalam pembiayaan ini di antaranya meliputi China Development Bank (CDB) dan BRI.

Untuk diketahui, PLTU Cilacap Ekspanse Fase 2 merupakan bagian dari pengembangan PLTU Cilacap yang dioperasikan sejak tahun 2006. Sebelumnya, PJB melalui S2P telah mengembangkan tiga PLTU di Cilacap yang meliputi PLTU Unit 1 (300 MW) yang beroperasi pada 6 April 2006, PLTU Unit 2 (300 MW) pada 2 September 2006, serta PLTU Cilacap Ekspansi fase 1 dengan kapasitas 660 MW yang beroperasi pada 10 Juni 2016.

Dengan demikian, pada nantinya akan terdapat sebanyak 4 PLTU dengan total kapasitas sebesar 2260 MW di Cilacap apabila PLTU Cilacap Ekspansi Fase 2 sudah beroperasi nanti

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×