CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.916   -90,00   -0,57%
  • IDX 7.267   -42,15   -0,58%
  • KOMPAS100 1.111   -6,52   -0,58%
  • LQ45 882   -4,75   -0,54%
  • ISSI 220   -1,22   -0,55%
  • IDX30 451   -2,64   -0,58%
  • IDXHIDIV20 543   -3,73   -0,68%
  • IDX80 127   -0,80   -0,62%
  • IDXV30 136   -1,55   -1,13%
  • IDXQ30 150   -1,00   -0,66%

Okupansi Pasar Perkantoran di Kawasan SCBD Jakarta Masih Stabil di level 70%


Selasa, 29 Oktober 2024 / 16:47 WIB
Okupansi Pasar Perkantoran di Kawasan SCBD Jakarta Masih Stabil di level 70%
ILUSTRASI. Foto udara menunjukan suasana perkantoran di kawasan SCBD, Jakarta. Bisnis perkantoran di area central business district (CBD) Jakarta masih cukup stabil.


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. JLL Indonesia, perusahaan jasa profesional manajemen properti dan investasi menyebut, bisnis perkantoran di area central business district (CBD) Jakarta masih cukup stabil. 

Yunus Karim Head of Research JLL Indonesia mengatakan, tingkat hunian atau okupansi gedung perkantoran ada di tingkat 70%. 

"Di kuartal III 2024, pertumbuhan okupansi gedung perkantoran di kawasan CBD Jakarta masih stabil di 70%. Gedung perkantoran premium juga meningkat okupansinya menjadi 73%. Ini tren yang cukup sehat bagi perkantoran premium sejak awal 2023," kata Yunus dalam sesi Jakarta Property Market Review kuartal III 2024 di Jakarta, Selasa (29/10). 

Yunus melanjutkan, pertumbuhan okupansi gedung perkantoran premium ini didorong flight to quality atau permintaan market untuk mencari kualitas gedung yang baik dengan harga kompetitif. Walau masih menghadapi tantangan untuk efisiensi biaya dan strategi impelementasi tempat kerja baru, hal ini merupakan hal yang positif. 

Baca Juga: Kinerja Pakuwon Jati (PWON) Diproyeksi Positif, Simak Rekomendasi Sahamnya

Adapun tingkat serapan terbesar ada di Jakarta Selatan. Head of Office Leasing Advisory JLL Indonesia Angela Wibawa menuturkan pertumbuhan harga sewa gedung perkantoran grade A, khususnya yang premium, naik tipis 0,7% dibandingkan kuartal II 2024. 

"Hal tersebut menandai pemulihan penting dalam bisnis penyewaan kantor. Ini merupakan titik balik harga sewa menjadi positif sejak pertengahan tahun 2015,"  kata Angela. 

Asal tahu saja, per kuartal III 2024 biaya sewa gedung perkantoran premium di kawasan CBD Jakarta mencapai Rp 199.364 per meter persegi. JLL Indonesia berharap momentum ini dapat terjaga dan harga rental dapat naik secara gradual sehingga pihak penyewa (landlords) dapat naikkan harga sewa. 

Namun, lanjut Yunus, sepanjang 2024, harga sewa perkantoran memang masih tertekan, terutama pada dua kuartal pertama di tahun 2024. Ke depannya, JLL Indonesia menilai perpindahan kantor ke gedung kantor berkualitas akan terus meningkat. 

Hingga akhir kuartal III 2024, JLL Indonesia tidak menemukan adanya pembangunan gedung perkantoran baru di kawasan CBD Jakarta. Gedung Luminary Tower telah selesai dibangun di kuartal sebelumnya dan menjadi satu-satunya proyek perkantoran di sepanjang 2024 di area CBD Jakarta. 

Sementara untuk gedung perkantoran non-CBD di kawasan Jakarta, JLL Indonesia juga masih melihat tren yang cukup stabil dengan okupansi di level 71%. 

"Kami memantau dari masing-masing wilayah administratif Jakarta Utara, Selatan, Barat, hingga Pusat, dan aktivitas di Jakarta Selatan masih mendominasi di kawasan TB. Simatupang. Kawasan ini diminati para tenant dan didominasi perkantoran dari sektor migas," kata Yunus. 

JLL Indonesia juga tidak mencatat adanya suplai gedung perkantoran baru di lokasi non-CBD di kuartal III 2024. Sepanjang 2024, kira-kira 126.000 meter persegi lahan perkantoran akan tersedia, terutama setelah pembangunan Menara Jakarta dan TJS Hub. Per meter persegi, biaya sewa lahan kantor di kawasan non-CBD ini sebesar Rp 103.074 per meter persegi. 

Baca Juga: Ciputra (CTRA) Fokus Kejar Target Pertumbuhan Penjualan Apartemen 4% di Tahun 2024

Yunus menyebutkan harga sewa gedung perkantoran di kawasan non-CBD Jakarta masih cenderung tidak stabil namun memiliki kualitas yang baik. Hal ini membuat penyewa gedung menahan harga alias menawarkan harga kompetitif, terutama bagi yang masih memiiki okupansi di bawah rata-rata.  

"Secara umum, tren pasar gedung perkantoran di kawasan non-CBD Jakarta masih sama dengan kawasan CBD dengan gedung yang lebih baik dan tingkat pertumbuhan demand yang lebih baik seiring dengan strategi efisiensi biaya perusahaan juga,"ujarnya.  

Selanjutnya: Great Eastern General Insurance Optimistis Penuhi Syarat Ekuitas Rp 1 Triliun di 2028

Menarik Dibaca: Cara Aktifkan Mode Tamu di Android untuk Melindungi Privasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×