Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Produsen bijih nikel, PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) akhirnya merealisasikan proyek smelter nickel pig iron (NPI). Hal ini ditandai dengan pemancangan tiang perdana proyek smelter pada Minggu (14/6) di Morowali, Sulawesi Tengah.
Sekretaris Perusahaan Central Omega Resources Johanes Supriadi menyatakan, pembangunan smelter tersebut bakal dipegang anak usahanya, yakni PT COR Industri Indonesia Central Omega Resources. Dalam proyeknya ini, COR Industri menunjuk dua kontraktor asal China.
Yakni, China National Machinery Imp. & Exp (CMC) dan China Machinery Industry Construction Group Inc (SINOCONST) sebagai pelaksana kegiatan engineering, procurement and constrution (EPC). "Proses pembangunan smelter ini akan berlangsung selama 12 bulan," ujarnya ke pada KONTAN, Senin (15/6).
Rencananya, kapasitas smelter ini sebesar 300.000 ton nickel pig iron per tahun dengan pembangunan dilakukan secara bertahap per 100.000 ton kapasitas per tahun. Supaya mendukung produksi sebanyak 300.000 ton NPI per tahun, perusahaan membutuhkan bahan baku bijih nikel sebanyak 1,5 juta ton per tahun.
DKFT akan memanfaatkan pasokan bahan baku dari tiga anak usaha, yakni, PT Bumi Konawe Abadi, PT Mulia Pasific Resources dan PT Itamatra Nusantara. Ketiganya memiliki izin usaha pertambangan nikel di Sulawesi.
Total biaya pembangunan smelter itu mencapai US$ 400 juta, termasuk pembangunan pabrik kokas berkapasitas 600.000 ton per tahun yang dapat menunjang pasokan listrik dengan kebutuhan mencapai 9 Megawatt (MW).
Adapun hasil dari produksi smelter berupa NPI itu rencananya bakal diekspor ke China sebesar 100.000 ton per tahun. Sementara untuk penjualan ke pasar dalam negeri masih harus menunggu tuntasnya pembangunan pabrik stainless steel di Indonesia.
Segera setelah pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel alias smelter menjadi nickel pig iron mulai beroperasi dan ekspor NPI dimulai tahun depan, Central Omega Resources akan mempekerjakan kembali sekitar 700 sampai 1.000 karyawan tambang nikel dan kembali menyewa kontraktor pertambangan nikel yang menjadi vendor perusahaan.
Maklum saja, sejak adanya larangan ekspor bijih nikel DKFT merumahkan sebagian mayoritas karyawannya. Sementara itu, pabrik pengolahan dan pemurnian nickel pig iron ini akan menyerap 2.500 karyawan. "Karyawan akan dipekerjakan secara bertahap sesuai dengan kemajuan pembangunan smelter," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News