Reporter: Vina Elvira | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) akan melakukan reaktivasi Blast Furnace Complex setelah Baowu Group Zhongnan Co. Ltd. ditetapkan sebagai mitra strategis Krakatau Steel dalam pengoperasian fasilitas Blast Furnace yang beberapa tahun tidak dioperasikan.
"Setelah melewati berbagai tahap seleksi beauty contest yang dilakukan bersama konsultan independen ternama, Baowu Group Zhongnan terpilih dari 3 perusahaan yang tertarik untuk mengerjakan reaktivasi dan Blast Furnace Complex Krakatau Steel," ungkap Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim, dalam keterangan resminya, Kamis (29/9).
Baowu Group adalah perusahaan baja BUMN milik China yang merupakan perusahaan baja terbesar peringkat satu di dunia dengan total kapasitas produksi sebesar 120 juta ton per tahun di 2021 (World Steel Association, 2021).
Silmy mengatakan bahwa Zhongnan dengan dukungan yang dimiliki oleh Baowu Group sebagai perusahaan ternama, termasuk di dalamnya memiliki kemampuan pendanaan, sumber daya manusia, teknologi, serta akses supply chain, memantapkan manajemen untuk mengikatkan kerja sama.
Blast Furnace Complex seluas total 74 hektare (ha) yang awalnya dibangun pada 2012 kemudian dirampungkan pada 2019, merupakan investasi yang sudah dilakukan Krakatau Steel. Sejak itu pabrik Blast Furnace dihentikan sementara pengoperasiannya karena dinilai tidak efisien.
Baca Juga: Krakatau Steel (KRAS) Raup Laba Rp 1,17 Triliun di Semester I-2022
Kerja sama reaktivasi ini adalah salah satu upaya dan solusi dari manajemen agar fasilitas yang selama ini tidak terpakai dapat memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan.
“Kerja sama Krakatau Steel dan Baowu Zhongnan rencananya akan dimulai pada akhir Desember 2022 ini,” lanjut Silmy.
Reaktivasi ini direncanakan akan dilakukan dalam tiga tahap, yakni Tahap 1 akan dilakukan pembaruan pada Wire Rod Mill sehingga dapat memproduksi Wire Rod hingga 600.000 ton per tahun.
Tahap 2 yang juga dilakukan secara paralel dengan Tahap 1 dimulai dari reaktivasi pada Blast Furnace Complex dengan mengoptimalkan penggunaan energi melalui pembangunan Basic Ocxygen Furnace (BOF) baru dan fasilitas pengecoran Billet yang dapat menghasilkan Billet dengan total 1,5 juta ton per tahun.
Pada Tahap 3 akan dibuat jalur produksi baja berupa Blast Furnace Complex baru yang akan menghasilkan Billet sebanyak 2,2 juta ton per tahun.
Silmy menambahkan, dengan begitu reaktivasi ini akan mendukung ketersediaan bahan baku untuk produksi Krakatau Steel sehingga membuat biaya operasional semakin kompetitif. Produksi pabrik juga dapat meningkat sehingga kami dapat memaksimalkan produksi baja hulu Krakatau Steel.
“Dengan reaktivasi kedua pabrik ini, kami dapat memaksimalkan produksi baja hulu Krakatau Steel dan turunannya sehingga kami akan mampu mensubstitusi produk-produk baja long product yang selama ini dipenuhi melalui impor. Ini adalah salah satu bentuk kontribusi kami dalam memaksimalkan utilisasi produk baja domestik untuk pemenuhan kebutuhan industri dalam negeri,” tutup Silmy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News