kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,70   -25,03   -2.70%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Operasikan pabrik baru, Astra siap genjot produksi


Jumat, 03 Oktober 2014 / 17:33 WIB
Operasikan pabrik baru, Astra siap genjot produksi
ILUSTRASI. Sejumlah pekerja membersihkan gedung Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Jakarta, Senin (24/10/2022). KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Handoyo | Editor: Tedy Gumilar

JAKARTA. Pabrik pengolahan minyak sawit PT Tanjung Sarana Lestari (TSL), anak usaha PT Astra Agro Lestari Tbk diresmikan akhir September lalu. Dengan operasiol pabrik tersebut diharapkan dapat mengembangkan dan memajukan daerah.

Pabrik yang berlokasi di Desa Ako, Kecamatan Pasangkayu, Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat ini termasuk dalam mega proyek Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Pabrik ini sendiri mengolah minyak sawit mentah menjadi olein, stearin dan PFAD untuk diekspor ke luar negeri.

Direktur Astra Agro Juddy Arianto menyampaikan harapannya agar proyek-proyek MP3EI, termasuk kehadiran TSL semakin menambah peran pemerintah provinsi, baik terhadap perkembangan dan kemajuan kawasan maupun peningkatan pendapatan serta kenaikan angka kesejahteraan masyarakat.

Juddy juga menyampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah kabupaten Mamuju Utara yang sangat aktif mendukung iklim usaha di wilayah itu. “Bukan sekadar mengundang investor, melainkan juga betul-betul mempraktekkan kecepatan dalam mengeluarkan keputusan dan bertindak," kata Juddy, dalam siaran persnya, Jumat (3/10).

TSL berdiri di atas lahan seluas 16 hektar. Kapasitas produksinya mencapai 2.000 metrik ton crude palm oil (CPO) per hari. Produk yang dihasilkan antara lain olein, stearin dan PFAD. Selain minyak sawit mentah dari Sulawesi Barat, perusahaan ini juga mengolah minyak sawit mentah Grup Astra Agro dari Kalimantan Timur.

Untuk mendukung produksi dan pemasaran, TSL dilengkapi dengan Pelabuhan Tanjung Bakau besar yang dapat disandari kapal dengan kapasitas 20.000 dwt (berat mati). Pelabuhan inilah yang menjadi pintu keluar masuk, baik pintu masuk tongkang-tongkang berisi minyak sawit mentah dari Kalimantan Timur maupun pintu keluar kapal-kapal yang akan memuat hasil produksi TSL ke luar daerah hingga luar negeri seperti Filipina dan China.

Gubernur Sulawesi Barat, Anwar Adnan Saleh mengatakan, kecocokan TSL dengan MP3EI koridor Sulawesi yang memang difokuskan sebagai pusat produksi serta pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan, migas dan pertambangan nasional. 

Anwar mengaku menjadi pihak yang paling berbahagia dengan hadirnya pabrik ini. Apalagi, menurutnya, semula banyak pihak yang meragukan bila pabrik dengan investasi yang sangat besar dan megah ini bisa dibangun di Sulawesi Barat.

“Kita bersyukur. Ini sebuah langkah maju, bahwa di sebuah kabupaten baru hasil pemekaran (Mamuju Utara), telah berdiri pabrik pengolahan minyak sawit," kata Anwar, yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Koordinasi Pembangunan Regional Sulawesi (BKPRS).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×