Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah China resmi memperpanjang pengenaan bea masuk anti-dumping (BMAD) sebesar 20,2% terhadap impor baja nirkarat dari Indonesia, khususnya untuk produk stainless steel billet dan hot rolled plates.
Kebijakan ini juga berlaku bagi produk serupa dari Uni Eropa, Inggris, dan Korea Selatan, dan akan berlangsung selama lima tahun ke depan terhitung sejak 1 Juli 2025.
Baca Juga: Begini Rekomendasi Saham Emiten Nikel, Terdampak Kebijakan BMAD Baja Nirkarat China
Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA) Hendra Sinadia menilai perpanjangan BMAD ini sebagai bagian dari dinamika perdagangan global yang perlu disikapi dengan bijak.
Pasalnya, China merupakan pasar utama bagi produk hilirisasi nikel Indonesia dalam bentuk stainless steel.
"Dampak langsung terhadap ekspor masih perlu dilihat lebih lanjut, sambil menunggu kejelasan implementasi teknis dari kebijakan tersebut," ujar Hendra kepada Kontan.co.id, Selasa (8/7).
Sebagai informasi, mayoritas smelter nikel di Indonesia saat ini menggunakan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang mengolah bijih nikel menjadi feronikel (FeNi) atau Nickel Pig Iron (NPI), bahan baku utama dalam pembuatan stainless steel.
Meski kebijakan ini berpotensi mengganggu arus ekspor ke China, Hendra memastikan bahwa operasi tambang nikel di sektor hulu tetap stabil, didorong oleh permintaan domestik dan regional yang terus meningkat.
Baca Juga: China Perpanjang Bea Masuk Antidumping Baja Nirkarat, Ini Respon Apindo
"Permintaan terhadap bahan baku nikel juga ditopang oleh perkembangan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) serta proyek-proyek infrastruktur nasional yang terus bergulir," jelasnya.
Untuk meminimalisasi dampak dari BMAD ini, IMA mendorong diversifikasi pasar ekspor stainless steel Indonesia ke kawasan lain.
"IMA merekomendasikan ekspansi ke pasar India, Timur Tengah, dan Afrika, serta penguatan industri hilir dalam negeri seperti stainless steel dan baterai EV. Dengan begitu, Indonesia tidak hanya menjadi pemasok bahan mentah, tetapi juga menjadi pusat manufaktur strategis di kawasan," pungkas Hendra.
Selanjutnya: Setelah IPO, Dua Emiten Pendatang Baru Ini Siap Ekspansi dan Menggenjot Kinerja
Menarik Dibaca: Cek Daftar Gift Code Ojol The Game 9 Juli 2025 Paling Update Berikut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News