Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT ThorCon Power Indonesia berencana menggandeng Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mendirikan joint operating company dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Chief Operating Officer PT ThorCon Power Indonesia Bob Effendi menjelaskan, upaya ini dilakukan sebagai bentuk menciptakan transfer teknologi.
"Kita harapkan dalam perjalanan kita akan membuat operating company dengan salah satu BUMN, dengan ini transfer teknologi akan terjadi," kata Bob di Jakarta, Rabu (13/12).
Baca Juga: Proyek PLTN Thorcon Power Indonesia Akan Diusulkan Jadi PSN
Bob melanjutkan, pihaknya telah menyampaikan roadmap pembangunan PLTN ke Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten).
Dari rencana yang ada, Proyek Thorcon Molten Salt Reactor 500 MW (TMSR500) senilai RP 17 triliun ini dapat mulai beroperasi komersil.
Bob menegaskan, dari pertemuan terakhir dengan Bapeten, disebutkan bahwa kajian roadmap PLTN milik Thorcon tidak menemui kendala.
"Sampai saat ini Bapeten belum melihat ada masalah terhadap jadwal itu," terang Bob.
Hasil kajian Bapeten diperkirakan akan tuntas pada Maret 2024 mendatang. Selanjutnya, proses konstruksi akan dimulai pada tahun 2025. Kemudian, pada tahun 2027 pengadaan alat sudah bisa dilakukan. Kemudian, pada tahun 2028 proses critical akan dimulai.
"Artinya, reaksi nuklirnya sudah ada disitu. Lalu pada 2029 harapannya kita sudah mendapatkan izin operasi dari Bapeten," sambung Bob.
Baca Juga: Lampu Hijau untuk Nuklir di Revisi Kebijakan Energi Indonesia
Selanjutnya, pada tahun 2030 operasional PLTN pertama di Indonesia bisa dimulai seiring perolehan sertifikat SLO dari Kementerian ESDM.
Bob pun menegaskan sejauh ini belum ada perubahan rencana dari segi nilai investasi maupun lokasi PLTN.
"Untuk lokasi sudah hampir cukup pasti di Pulau Gelasa, Bangka Tengah," pungkas Bob.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News