Reporter: Merlinda Riska | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Operator seluler domestik berharap teknologi 4G long term evolution (LTE) bisa mengerek pendapatan layanan data. Targetnya, saat implementasi 4G sudah tersebar, rata-rata pendapatan per pelanggan atau average revenue per user (ARPU) bisa terdongkrak.
Chief Brand Officer PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) Roberto Saputra berharap, target kenaikan ARPU ini murni dari kenaikan jumlah pengguna data, bukan kenaikan layanan data. Belajar dari India, tarif data yang mahal di negara itu membuat penetrasi 4G lambat. "Jadi, yang didorong adalah peningkatan konsumsi data," katanya, Jumat (10/7).
Menurutnya, tarif data 4G saat ini masih mahal daripada data 3G. Kondisi ini seharusnya jadi perhatian operator. Bisa-bisa konsumen akan tetap andalkan layanan data di bawah 4G.
Makanya, ia memprediksi, ARPU data 4G operator masih sama dengan rata-rata ARPU data, yaitu Rp 50.000 per bulan. "Tapi dengan adanya peningkatan konsumsi data, harapannya ARPU data bisa naik 30%. Ini sudah terjadi di negara yang sudah mengadopsi 4G," kata Roberto yang memproyeksi ARPU 4G naik tiga tahun sampai lima tahun lagi.
Alexander Rusli, Presiden Direktur PT Indosat Tbk juga optimistis, penggunaan data saat tersedia teknologi 4G bakal naik. Logikanya, jumlah data per detik yang konsumen unduh di teknologi 4G bakal lebih banyak daripada teknologi di bawahnya. "Kondisi ini bakal mendorong ARPU data bisa naik," ucap dia
Maklum, kecepatan data 4G LTE secara teori bisa mencapai 150 megabtye per second (Mbps). Sedangkan, 3G secara teori memiliki kecepatan 30 Mbps sampai 45 Mbps.
Bikin konten
Alhasil, saat pelanggan katakanlah membeli paket data 2 gibabtye (Gb) per bulan, bila di jaringan 3G bisa habis dalam tempo 30 hari, di 4G cuma dua minggu saja. "Selain karena didorong kecepatan, penggunaan konten, seperti video dan aplikasi streaming bisa mendorong konsumsi data menjadi tinggi," ucapnya.
Tak heran ini para operator berupaya membuat beragam konten. Caranya dengan bekerjasama dengan pembuat konten. Bisa juga lewat cara inkubasi. Seperti Ideabox, akselerator start up, bekerjasama dengan Indosat dan Mountain SEA Ventures. Sedang, Smartfren adalah menanamkan konten dalam ponsel Smartfren Andromax.
Bila konten beragam, konsumen pun diprediksi makin doyan mengunduh aplikasi. Dalam kondisi normal seperti ini, Alexander menghitung tarif ideal teknologi 4G adalah dua kali lipat dari tarif 3G per kilo bytenya (kb). Tarif ini untuk menyeimbangkan antara biaya dan margin operator.
Namun, strategi ini, kata Alexander, bakal diterapkan kalau 4G sudah masif. "Saat ini, harga data 4G per kilo byte (di Indosat) masih sama dengan harga 3G per kb. Tidak dibeda kan," klaim dia.
Dia mengklaim, saat ini, ARPU blended (data, suara, pesan singkat) Indosat lebih tinggi 10%-15% dari industri telekomunikasi. Adapun, ARPU blended industri sebesar Rp 25.000.
Dirut PT XL Axiata Tbk Dian Siswarini bilang, untuk saat ini tarif data 4G XL Axiata masih sama dengan tarif data 3G. Untuk menjaring pasar, ia melihat tiap operator punya strategi beda. Ini bisa membuat tarif layanan 4G operator beragam. "Bisa lebih murah atau lebih tinggi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News