Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Emiten telekomunikasi semakin agresif memanfaatkan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) sebagai tulang punggung transformasi digital.
Teknologi ini dipandang krusial untuk menekan biaya operasional, meningkatkan kualitas layanan, sekaligus membuka aliran pendapatan baru dari solusi berbasis data.
Head External Communications XL Axiata (EXCL), Henry Wijayanto, mengatakan pengembangan AI telah menjadi strategi utama perusahaan melalui platform XLSMART.
Teknologi ini diterapkan dari sisi operasional hingga layanan pelanggan untuk menciptakan efisiensi dan pengalaman yang lebih personal.
Baca Juga: Polemik Kuota Hangus, Operator & Komdigi Harus Sosialisasi dan Mengedukasi Masyarakat
“Pengembangan dan penggunaan AI di XLSMART tidak hanya sekedar tren, melainkan menjadi strategi kunci untuk meningkatkan efisiensi, memberikan pengalaman pelanggan yang lebih personal, dan membuka peluang bisnis baru,” ujar Henry, Senin (24/11/2025).
Di sisi jaringan, AI sudah dimanfaatkan untuk pemeliharaan prediktif, manajemen trafik real-time, dan perencanaan jaringan otonom guna meminimalkan gangguan layanan.
Pada ranah pelanggan, XL Axiata mengintegrasikan AI untuk mempercepat interaksi, mengotomasi penjualan dan layanan, serta menekan biaya melalui digitalisasi proses on-boarding.
Perseroan juga mulai mengolah big data untuk menghasilkan insight yang dapat dikomersialkan. “Hal ini membuka peluang sumber pendapatan baru, seperti menawarkan solusi berbasis AI kepada mitra eksternal dan industri,” kata Henry.
Baca Juga: IDSurvey Pacu Transformasi Industri lewat Standarisasi Praktik Hijau
Namun, XL Axiata menegaskan bahwa adopsi AI masih dihadapkan pada tantangan besar, mulai dari keamanan data, potensi bias algoritma, hingga ketidakpastian hukum dan etika.
“Algoritma AI dapat memunculkan bias karena diprogram menggunakan data historis yang mungkin mencerminkan ketidaksetaraan atau diskriminasi,” jelas Henry.
Ia menambahkan, risiko serangan siber serta kegagalan sistem juga menuntut standar keamanan yang lebih ketat. Meski begitu, EXCL telah menyiapkan kebijakan dan SOP terkait etika dan keamanan penggunaan AI.













