kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.260.000   -26.000   -1,14%
  • USD/IDR 16.735   13,00   0,08%
  • IDX 8.319   76,61   0,93%
  • KOMPAS100 1.160   10,25   0,89%
  • LQ45 847   5,05   0,60%
  • ISSI 287   1,55   0,54%
  • IDX30 445   4,14   0,94%
  • IDXHIDIV20 511   0,49   0,10%
  • IDX80 130   1,17   0,90%
  • IDXV30 136   0,08   0,06%
  • IDXQ30 142   0,93   0,66%

Outlook Industri Batubara 2026: Ada Harapan, Meski Harga Tergantung Suplai-Permintaan


Rabu, 05 November 2025 / 18:46 WIB
Outlook Industri Batubara 2026: Ada Harapan, Meski Harga Tergantung Suplai-Permintaan
ILUSTRASI. APBI memperkirakan harga batubara tahun depan tidak akan berubah banyak dari rata-rata tahun ini. Kontan/Panji Indra


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang tahun 2026, industri batubara Indonesia dinilai masih bisa bertahan, meski masih peningkatan harga akan sangat bergantung pada suplai dan permintaan global.

Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Gita Mahyarani menyebut APBI memperkirakan harga batubara tahun depan tidak akan berubah banyak dari rata-rata tahun ini.

"Kami memperkirakan, rasanya tidak akan ada perubahan signifikan (terhadap harga), belum akan menurun tajam juga. Kecuali, misalnya ada kejadian-kejadian geopolitik yang kemarin seperti perang Ukraine-Rusia, tapi kita nggak mau juga berharap itu terjadi," ungkap Gita saat ditemui di agenda 2nd Coalindo Coal Conference, di Jakarta, Rabu (5/11/2024). 

Baca Juga: Kementerian ESDM Proyeksi Ekspor Batubara RI Turun 30 Juta Ton Tahun Ini

Dari sisi pemangku kebijakan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperhitungkan bahwa harga batubara dalam rentang tahun 2025-2027 tetap akan mengalami kenaikan, kisaran 5%-10%.

"Kalau data kita antara 2025-2027 ada kenaikan, walaupun kenaikannya besarnya, 5%-10%," ungkap Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Ditjen Minerba Kementerian ESDM Surya Herjuna dalam kesempatan yang sama.

Menurut Surya, potensi kenaikan ini mencerminkan masih adanya peningkatan permintaan. Meskipun, dua negara tujuan eksportir utama Indonesia, yaitu China dan India saat ini tengah meningkatkan produksi batubara mereka.

"Jadi artinya kenapa kok batubara kita masih diperlukan oleh negara lain, walaupun mereka produksinya cukup besar. Artinya ada ketertarikan atas coal kita sebagai bahan atau tambahan dari produksi mereka," tambah Surya.

Di dalam negeri, Ketua Komisi XII DPR RI Bambang Patijaya mengemukakan bahwa batubara masih diperlukan, terlebih Indonesia masih menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang berasal dari batubara.

Asal tahu saja, dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) periode 2025-2034 tidak menerapkan pensiun dini PLTU, namun hanya tidak menambah PLTU baru.

"Nah artinya sampai ke dengan 2034, kebutuhan energi Indonesia yang berasal dari batubara itu tetap ada. Batubara tetap dibutuhkan," ungkap dia.

Baca Juga: Ada di Tangan Danantara untuk Proyek Batubara Pengganti LPG

Adapun, dalam data Indonesian Coal Index (ICI) Report rata-rata harga batubara GAR tertinggi atau ICI 1 dalam tiga bulan terakhir dari Oktober, September, Agustus 2025 adalah sebesar US$ 100,5 per ton, US$ 99,73 per ton dan US$ 99,96 per ton.

Menjelang awal tahun 2026, harga batubara menurut keterangan APBI diprediksi ada di kisaran US$ 90 - US$ 100 per ton, atau tidak berbeda jauh dari rata-rata harga akhir tahun ini.

Sebelumnya, ESDM mengungkap bahwa target produksi batubara Indonesia tahun 2025 adalah 735 juta ton, tetapi kinerjanya hingga pertengahan tahun cenderung lebih lambat dari target, dan kemungkinan target tersebut akan sulit tercapai penuh karena penurunan permintaan dari pasar utama seperti China dan India.

Yang terbaru, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja ekspor batubara sebagai komoditas unggulan ekspor Indonesia masih mengalami kontraksi selama sembilan bulan pertama tahun ini.

Baca Juga: Pemerintah Masih Kaji Insentif Lanjutan Terkait Hilirisasi Batubara Menjadi DME

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa di Badan Pusat Statistik BPS Pudji Ismartini menyampaikan, kinerja ekspor batubara sejak Januari hingga September 2024 mencapai US$ 17,94 miliar, atau turun 20,85% secara kumulatif bila dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai US4 22,67 miliar.

“Nilai ekspor batubara turun 20,85% secara kumulatif,” tutur Pudji dalam konferensi pers, Senin (3/11/2025).

Adapun dilihat dari volumenya, untuk ekspor batubara sepanjang periode tersebut mencapai 285,23 juta ton, atau turun secara kumulatif dari tahun lalu yang mencapai 299,41 juta ton.

Selanjutnya: AXA Mandiri Ungkap Ada Tren Pembayaran Premi Berdasarkan Profil & Kebutuhan Nasabah

Menarik Dibaca: Tren Fesyen Lokal Berkembang Lewat Pemasaran E-commerce

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×