Reporter: Umi Kulsum | Editor: Rizki Caturini
CIKARANG. PT Kalbio Global Medika (KGM) salah satu anak usaha milik PT Kalbe Farma Tbk bakal mengoperasikan pabriknya secara komersial pada pertengahan 2018 mendatang. Nantinya, pabrik yang terletak di Cikarang tersebut akan memproduksi produk-produk obat biosimilar.
Sie Djohan, Direktur Pengembangan Bisnis Kalbe Farma menyebutkan, saat ini pabrik tersebut masih dalam proses tahap sertifikasi. Jika semua proses telah rampung, pabrik tersebut nantinya bakal memproduksi 1 juta unit obat per tahun. "Untuk proses sertifikasi kami perlu waktu, komersial pertengahan 2018 kami mulai produksi dan meluncurkan produknya," katanya saat ditemui di pabrik KGM, Rabu (18/1).
Asal tahu saja, pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi 10 juta sampai 11 juta unit obat per tahun. Manajemen Kalbio baru akan memproduksi obat-obat biosimilar tersebut secara bertahap. "Mungkin dalam jangka waktu lima sampai sepuluh tahun ke depan kita bisa memenuhi kebutuhan pasar dan kapasitas kami," tutur Sie.
Pabrik ke-11 milik Kalbe Farma tersebut telah menghabiskan investasi sebesar US$ 35 juta. "Kami sudah menyiapkan pabrik ini sejak dua tahun lalu, butuh perencanaan dan proses untuk siap beroperasi," kata Irawati Setiady, Presiden Direktur Kalbe Farma.
Untuk tahap awal, KGM akan memproduksi produk Eritropoetin yang dibutuhkan untuk pengobatan cuci darah dan kanker. Kalbio ingin memasarkan terlebih dahulu produknya tersebut ke pasar lokal. Rencananya pada 2019 mendatang baru akan dipasarkan ke negara ekspor seperti ASEAN.
Untuk jangkauan penjualannya Kalbio juga sudah membidik proyek pemerintah yang digagas oleh Kementrian Kesehatan yaitu program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Melalui program tersebut, dari total penjualan awal 1 juta unit obat, Kalbio bakal menjual sekitar 50%nya.
Meski belum menyebutkan kontribusinya terhadap pendapatan Kalbe Farma, Kalbio optimistis bisa memenuhi kebutuhan pasar biosimilar baik di dalam negeri maupun pasar ekspor. "Kami akan terus kembangkan produk-produk kami, seperti misalnya untuk insulin, ginjal dan lain sebagainya," ujar Irawati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News