kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Pabrik pakaian Adidas dituding curang kepada buruh


Kamis, 27 Desember 2012 / 16:18 WIB
Pabrik pakaian Adidas dituding curang kepada buruh
ILUSTRASI. Pengunjung memindai barkod melalui aplikasi Peduli Lindungi sebagai syarat masuk ke pusat perbelanjaan di Kota Kasablanka, Jakarta. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Oginawa R Prayogo | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. PT Dada Indonesia, produsen garmen yang memproduksi pakaian merek Adidas dan Reebok dituduh melakukan kecurangan dalam penangguhan upah minimum buruhnya. Tuduhan tersebut disampaikan oleh Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta.

"Kami menerima keberatan penangguhan upah minimum provinsi (UMP) PT Dada Indonesia dari serikat buruhnya," ujar Resta Hutabarat, Wakil Direktur LBH Jakarta, saat jumpa pers di kantornya, Jakarta, Kamis (27/12).

Resta menuturkan, serikat buruh telah dicurangi oleh PT Dada Indonesia dalam hal pengajuan penangguhan upah minimum. Bentuk kecurangan itu, kata Resta, PT Dada Indonesia melakukan polling yang tidak representatif.

Selain itu, kata Resta, perusahaan juga mengeluarkan ancaman terhadap buruh, berupa pemutusan hubungan kerja (PHK) apabila menolak permohonan penangguhan UMP yang diajukan perusahaan. Perwakilan LHB itu menyatakan, kecurangan yang dilakukan PT Dada Indonesia itu dilakukan sejak 7  Desember  sampai 14 Desember 2012.

Maruli Tua, Pengacara Publik LBH Jakarta menambahkan, jika perusahaan melakukan upaya penangguhan upah minimum, maka harus ada transparansi kinerja perusahaannya  yang disampaikan kepada serikat buruh. Transparansi itu berkaitan dengan neraca keuangan perusahaan, untung rugi perusahaan, dan juga kinerja produksi perusahaan. "Tapi PT Dada ini tidak melakukan transparansi tersebut sebelum mengajukan penangguhan," kata Maruli.

Hingga berita ini diturunkan, KONTAN belum berhasil menghubungi PT Dada Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×