Sumber: Seattle Times | Editor: Asnil Amri
SEATTLE. Setelah berbulan-bulan protes mahasiswa, University of Washington (UW) akhirnya memutuskan kerja sama dengan produsen alat olahraga Adidas.
Pemutusan hubungan kerja sama terkait kegagalan Adidas membayarkan pesangon senilai US$ 1,8 juta kepada pekerjanya di Indonesia.
Sebelumnya, siswa di UW memprotes keputusan Adidas kontraktor sepatunya di Indonesia yang tidak membayarkan pesangon kepada pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).
Kontraktor sepatu Adidas di Indonesia itu adalah, PT Kizone, yang tidak membayar pesangon kepada pekerja setelah pabrik ditutup.
The UW Advisory Committee on Trademarks and Licensing yang beranggotakan mahasiswa, dosen dan staf memutuskan menghentikan hubungan bisnis antara universitas dengan Adidas. Mereka mengklaim, Adidas telah melanggar kode etik kampus dalam memberlakukan buruh.
Kathy Hoggan, direktur merek dagang dan lisensi untuk universitas, mengatakan, nilai kontrak kampus dengan Adidas yang diputus itu mencapai nilai US$ 100.000. Kontrak ini memungkinkan Adidas memproduksi pakaian olahraga berlogo University of Washington.
Dalam pernyataan yang disampaikan 27 November tersebut, Adidas menyatakan kekecewaannya dengan keputusan UW untuk berhenti melakukan bisnis dengan mereka.
"Sejak penutupan pabrik PT Kizone, kami terus memberikan informasi mengklarifikasi ke universitas dan mitra bisnis lainnya pada masalah dan tindakan yang kami lakukan," kata pernyataan Adidas yang dikutip dari Komo News.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News