Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PTPN IV PalmCo mengusung pendekatan keberlanjutan melalui perlindungan kawasan hutan bernilai konservasi tinggi (High Conservation Value/HCV). Dengan pendekatan ini, PalmCo menargetkan keseimbangan antara produktivitas kebun yang dimiliki dan keutuhan ekosistem.
Seperti diketahui, wilayah operasional PalmCo sebagian besar berada di Pulau Sumatera dan Kalimantan, dua kawasan yang dikenal sebagai lumbung utama kelapa sawit di Indonesia.
PalmCo saat ini mengelola lebih dari 14.000 hektare (ha) kawasan HCV yang tersebar di 96 lokasi di Sumatera dan Kalimantan. Kawasan tersebut menjadi habitat penting bagi spesies langka dan terancam punah, seperti gajah sumatera, harimau sumatera, berbagai jenis primata, serta tumbuhan endemik.
Baca Juga: Menerapkan Sirkular Ekonomi, PTPN III Perkenalkan Aplikasi Digital
Direktur Utama PTPN IV PalmCo, Jatmiko Santosa, menegaskan perlindungan keanekaragaman hayati adalah bagian integral dari strategi bisnis perusahaan. “Keanekaragaman hayati yang terjaga menjadi prasyarat keberlanjutan produktivitas perkebunan. Sejak dua dekade lalu, kami menerapkan prinsip No Deforestation, Peat, and Exploitation sebagai wujud komitmen mengelola areal bernilai konservasi tinggi,” ujar Jatmiko dalam keterangannya, Rabu (13/8).
Dia bilang, PalmCo mengelola kawasan konservasi dengan pendekatan HCV High Carbon Stock (HCS) yang diakui global. Penilaian, pemantauan, dan pelaporan dilakukan rutin dengan melibatkan ahli internal dan eksternal. Perlindungan mencakup pencegahan pembukaan lahan, mitigasi perburuan, dan pengendalian gangguan melalui patroli rutin serta edukasi masyarakat.
Di kawasan HCV pada daerah aliran sungai, lanjutnya, PalmCo menjaga batas sempadan, melarang penggunaan bahan kimia, melakukan rehabilitasi vegetasi pakan satwa liar, dan membangun kesadaran kolektif lewat pelatihan.
Baca Juga: Mendukung Ketahanan Pangan Nasional, PTPN I Mengembangkan Komoditas Kelapa.
Edukasi juga diberikan kepada seluruh karyawan agar memahami pentingnya melindungi spesies langka dari ancaman perburuan dan perdagangan ilegal.
“Kawasan konservasi bukan ruang mati, tetapi ruang hidup bernilai ekologis dan sosial bagi masyarakat dan generasi mendatang. Dengan pengelolaan HCV yang konsisten dan berintegritas, flora dan fauna akan tetap lestari dan memberi manfaat bagi kehidupan berkelanjutan,” tutup Jatmiko.
Selanjutnya: BMRI & AADI Teratas, Cek Saham yang Banyak Dijual Asing di Tengah Reli IHSG Kemarin
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News