kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.514.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.511   28,00   0,18%
  • IDX 7.760   25,02   0,32%
  • KOMPAS100 1.205   3,50   0,29%
  • LQ45 961   2,42   0,25%
  • ISSI 234   1,13   0,48%
  • IDX30 494   1,12   0,23%
  • IDXHIDIV20 593   1,74   0,29%
  • IDX80 137   0,38   0,27%
  • IDXV30 142   -0,50   -0,35%
  • IDXQ30 164   0,08   0,05%

Panen berakhir, impor jagung tengah tahun naik 50%


Rabu, 06 Mei 2015 / 15:13 WIB
Panen berakhir, impor jagung tengah tahun naik 50%
ILUSTRASI. 3 Cara Mengatasi Cantengan dengan Pengobatan Rumahan, Menarik Dicoba!


Reporter: Mona Tobing | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Sebanyak 1,2 juta ton jagung impor telah masuk ke Indonesia sampai Mei 2015 ini. Jumlah itu hampir sama dengan volume impor jagung pada periode yang sama tahun lalu, sehingga diperkirakan impor jagung pada pertengahan tahun naik tinggi. Apalagi hingga akhir tahun tinggal dua provinsi yang akan panen jagung.

Ketua Gabungan Pengusaha Pakan Ternak (GPMT) Sudirman mengatakan, panen jagung di beberapa daerah Sumatera dan Jawa telah selesai. Di Lampung, Sumatera Utara misalnya telah melewati masa panen satu bulan lalu.

Kini yang tersisa hanyalah Nusa Tenggara Barat dan Makasar, Sulawesi Selatan. "NTB perhitungan kami akan ada panen jagung 200.000 sampai 300.000 ton. Kalau Makassar bisa 3 juta ton, tapi mungkin hanya 25% yang kita bisa akses," ujar Sudirman, Rabu (6/6).

Kondisi itulah yang menyebabkan impor jagung pada pertengahan tahun bisa bertambah sekitar 50%. Apalagi GPMT memperkirakan ada kenaikan konsumsi jagung sebanyak satu juta ton tahun ini seiring dengan konsumsi pakan ternak yang naik 16,8 juta ton dari tahun lalu 15 juta ton.

Kenaikan pakan ternak didorong konsumsi masyarakat akan daging ayam. Dari total konsumsi pakan ternak sebesar 16,8 juta ton, diperkirakan kebutuhan jagungnya mencapai 6,8 juta ton pipil kering.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×