Reporter: Izzatul Mazidah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Jelang libur panjang akhir tahun ini, PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) terus berupaya menggenjot pendapatan. Salah satunya lewat pameran bertajuk World of Panorama. Tujuannya adalah supaya target pendapatan Rp 1,94 triliun di akhir tahun ini tercapai.
Meity Monica, Managing Director Leisure Tours Panorama Sentrawisata menuturkan, pameran yang akan berlangsung dari 2 Oktober sampai 5 Oktober adalah pameran yang kedua tahun ini. "Pameran sebelumnya, kami berhasil menggaet jumlah pengunjung sebanyak 32.000 orang," kata Meity kepada KONTAN, Selasa (30/9).
Nah, di pameran World of Panorama yang kedua ini, manajemen Panorama menargetkan bisa meraup transaksi Rp 15 miliar untuk perjalanan domestik dan Rp 5 miliar sampai Rp 7 miliar dari perjalanan internasional.
Bicara soal target bisnis yang dipatok tahun ini, menurut Meity hingga September ini sudah mencapai 61%. Artinya, masih tersisa sekitar 39% lagi kinerja yang harus Panorama kejar. Ia optimistis di kuartal IV ini atau periode Oktober sampai Desember nanti, sisa target bisnis bisa terpenuhi. Malah, bila kondisi politik makin aman, tidak mustahil target bisnis yang dipatok bisa terlewati.
Ia menjelaskan, dari target bisnis tersebut, kontribusi terbesar masih berasal dari musim liburan sekolah dan liburan Lebaran yakni periode Juni–Juli yang menyumbang sekitar 40%-45% dari target bisnis tahun ini. Lantas sekitar 25% bakal berasal dari musim liburan Natal dan Tahun Baru. Sisanya, berasal dari musim low seasons.
Sementara, untuk komposisi pendapatan outbound alias wisatawan domestik ke luar negeri dan inbound (asing ke dalam negeri), ternyata masih dikuasai dari outbound, yaitu sekitar 50% sampai 55%.
Pihak Panorama beruntung dengan kondisi ini karena pendapatan yang diterima dari bisnis outbound adalah dalam bentuk dollar AS. Tapi, untuk pendapatan inbound kebanyakan berbentuk Euro.
Untuk menunjang target bisnis, perusahaan ini sudah menganggarkan belanja modal Rp 429 miliar tahun ini. Sekitar 40% terpakai untuk membangun kantor pusat anyar yang diprediksi bisa beroperasi tahun depan.
Sedangkan sekitar 20% untuk beli kendaraan tur dan 40% lagi bagi armada di lini bisnis transportasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News