Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Stakeholder pariwisata di Bali bersinergi dalam upaya mengatasi penurunan jumlah kunjungan wisatawan sebagai imbas dari penyebaran virus corona.
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengatakan, Bali merupakan salah satu daerah yang terdampak dari wabah virus corona. Penyebaran virus corona yang terjadi diberbagai negara mengakibatkan terganggunya mata rantai perekonomian di Bali.
Tak ayal, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang didominasi oleh wisatawan asal China dan Australia praktis turun signifikan yang akhirnya memangkas sumbangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Daerah Bali yang mencapai 70%.
Menurutnya, dampaknya berbeda di setiap daerah. Ia mencontohkan Ubud dan Sanur secara berurutan penurunannya sekitar 3%-5% dan 9%-10%.
Baca Juga: Lion Air Group tawarkan diskon tiket pesawat hingga 60% ke tiga destinasi ini, minat?
"Dampak yang paling besar terjadi di Kuta. Hal ini menyebabkan lesunya aktivitas pariwisata di sejumlah kawasan sehingga beberapa restoran dan hotel mengambil langkah meliburkan pegawainya," kata dia dalam keterangan pers yang diterima kontan.co.id, Jumat (14/2).
Tjokorda melanjutkan, Bali telah menyiapkan strategi untuk meminimalisir angka penurunan wisatawan. Pemda Bali juga akan melaksanakan sejumlah langkah strategi seperti memaksimalkan pasar wisman dari negara yang tidak terdampak serta memaksimalkan jumlah kunjungan wisatawan nusantara (wisnus).
Strategi yang telah disiapkan antara lain, meminta kepada pemerintah dan maskapai untuk menambah rute penerbangan alternatif seperti dari Vietnam dan India. Selain itu, ada upaya penurunan harga tiket pesawat penerbangan domestik serta dilaksanakannya berbagai upaya pencegahan masuknya virus corona dengan melakukan pemasangan thermo scanner.
Kemudian menyiagakan rujukan ke tiga rumahsakit yakni RS Sanglah, RS Sanjiwani Gianyar dan RS Tabanan.
"Pariwisata Bali telah beberapa kali menghadapi hal serupa dan terbukti dapat mengembalikan kondisi krisis menjadi seperti kondisi semula. Maka, diharapkan ancaman virus corona hanya terjadi beberapa saat sehingga laju pariwisata setempat tidak lagi lesu. Kami harapkan pelaku bersabar menghadapi situasi ini," sebut Tjokorda.
Ketua Bali Tourism Board (BTB) atau Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana mengatakan, telah terjadi 40.000 pembatalan hotel dengan kerugian mencapai Rp 1 triliun setiap bulan.
"Yang harus dilakukan adalah mengisi kekosongan untuk mengisi kesenjangan jangka pendek yang sedang terjadi. Saat ini, kami bisa mengandalkan pasar Singapura dan domestik karena beberapa event pariwisata akan tetap dilaksanakan di Bali," paparnya.
Sementara itu, Direktur Bank Indonesia Kantor Perwakilan Bali Trisno Nugroho mengimbau, agar para pelaku industri pariwisata tidak panik menghadapi situasi tersebut dengan mengubah tantangan menjadi peluang. Data mencatat angka pertumbuhan perekonomian di Bali pada 2019 mencapai 5,63%.
Baca Juga: Sektor pariwisata kena dampak virus corona, Indonesia bidik pasar di luar China
"Perekonomian Bali masih terbilang sehat meski terjadi penurunan angka kunjungan wisman yang cukup signifikan. Banyak agenda MICE yang dibatalkan di Singapura dan Malaysia. Ini dapat dijadikan sebagai peluang dengan mengupayakan agar agenda tersebut dialihkan ke Bali sebagai daerah yang tidak terdampak penyebaran virus," lanjutnya
Menanggapi situasi tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan bahwa pihaknya menerima masukan serta berkoordinasi dengan sejumlah Kementerian seperti Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan lainnya untuk menyusun langkah penanggulangan secara menyeluruh.
"Kami akan mengatasi kejadian ini secara bersama, maka sebelum itu kami melakukan berbagai koordinasi kepada pihak terkait," tutup Wishnutama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News