Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. Penjualan ban mobil nasional sepanjang Januari - Mei 2014 masih terlihat lesu. Berdasarkan data Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia, penjualan ban mobil dalam rentang ini, tercatat cuma mencapai 19,46 juta unit ban, atau turun 1,42% dari periode yang sama tahun 2013.
Portofolio penjualan ban tersebut terdiri dari penjualan dalam negeri 7,52 juta unit ban dan penjualan ekspor 11,94 juta unit ban. Penjualan dalam negeri menyusut 3,59% dibandingkan dengan penjualan Januari-Mei 2013. Penjualan dalam negeri terdiri dari ban original equipment (OE) atau ban yang terpasang langsung dari pabrikan untuk mobil dan ban replacement atau ban yang dijual di toko-toko untuk mengganti ban yang terpasang sebelumnya.
Sementara penjualan ekspor stagnan alias sama dengan capaian di periode yang sama tahun 2013. Sekadar informasi, mayoritas negara tujuan ekspor ban yakni negara-negara Timur Tengah. Lantas sebagian kecil ke Myanmar.
Aziz Pane, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia mengatakan, penjualan ban melorot karena harga karet dunia belum membaik. "Harga karet belum bagus dan ditambah pasarnya juga sudah mulai jenuh," ujar Aziz kepada KONTAN, pekan lalu.
Merujuk informasi harga kontrak karet di Tokyo Commodity Exchange yang tersaji di Bloomberg, harga karet dunia sejatinya justru berada dalam tren penurunan. Harga kontrak karet untuk pengiriman Desember 2014, pada 10 Agustus 2014, tercatat JPY 202,8 / kilogram (kg). Harga tersebut turun 7,57% dari sejak pertama kali diperdagangkan pada 24 Juni 2014.
Tiga tantangan
Sementara memasuki semester II ini, Azis bilang industri ban nasional bakal terpengaruh kondisi di dalam negeri dan luar negeri. "Di dalam negeri, banyak orang wait and see untuk membeli mobil, jaga-jaga uangnya untuk situasi darurat. Kalau di luar negeri ada gejolak di Ukraina dan Timur Tengah, tentu bisa potensi mengendurkan ekspor," ujar Aziz.
Selain itu, tantangan juga muncul dari ban impor. Hingga Mei, asosiasi ban mencatat impor ban sebanyak 2,25 juta–3 juta unit ban. Impor tersebut berasal dari India dan China. Aneka tantangan ini membikin Azis tak bisa memprediksi penjualan ban hingga akhir tahun nanti.
Meski penjualan ban mobil dari Januari–Mei turun, rupanya produksi ban masih tumbuh 8,08% menjadi 21,80 juta unit ban. Azis menjelaskan produksi ban di periode tersebut tumbuh karena kala itu produsen ban berharap banyak dari momen Lebaran dan pasar Timur Tengah yang belum bergejolak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News