Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi
Walaupun menghadapi ketidakpastian yang meningkat karena krisis finansial dan geopolitik global, KLBF berkomitmen untuk menjaga ketersediaan produk dan meminimalkan dampak kenaikan harga bahan baku melalui pengelolaan harga dan portofolio. KLBF juga mempertahankan anggaran belanja modal maksimum sebesar Rp 1 triliun yang akan digunakan untuk perluasan kapasitas produksi dan distribusi.
"Rasio pembagian dividen dipertahankan pada rasio 45%-55%, dengan memperhatikan ketersediaan dana dan kebutuhan pendanaan internal," imbuh Manajemen Kalbe Farma.
Optimisme KLBF untuk tumbuh mendorong perusahaan terus konsisten melakukan aktivitas riset dan pengembangan untuk menghasilkan inovasi produk dan layanan. KLBF berupaya mendorong peningkatan TKDN atau Tingkat Komponen Dalam Negeri melalui berbagai inisiatif penyediaan produk obat dan alat kesehatan.
Melalui sinergi ABGC atau Akademisi, Business, Government dan Komunitas, KLBF terus berkolaborasi menghasilkan produk dan layanan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan mampu memberikan kontribusi pada performa bisnis perusahaan.
Di lain pihak, KLBF terus membangun kerja sama dengan berbagai pihak, baik dalam bentuk perusahaan patungan, akuisisi atau bentuk kolaborasi lainnya.
KLBF memperkuat kolaborasi riset dan uji klinis dengan pihak ketiga untuk produk penemuan baru (novel products) melalui PT Kalbe Genexine Biologics (KGBio), melanjutkan proses integrasi PT Kalventis Sinergi Farma untuk memperkuat Divisi Obat Resep, serta memperkuat pasar ekspor melalui anak perusahaan patungan seperti Global Starway Synergy Co., Ltd di China serta Kalbe Ecossential International Inc. di Filipina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News