Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mengumumkan penjualan bersih mencapai Rp 22,56 triliun pada sembilan bulan pertama 2023, atau meningkat 6,5% dibandingkan sembilan bulan pertama 2022.
Sementara itu, laba bersih KLBF mencapai Rp 2,06 triliun pada sembilan bulan pertama 2023, atau terjadi penurunan 16,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu akibat kondisi pasar yang menantang dalam periode transisi pasca pandemi.
Walaupun menghadapi kondisi pasar yang menantang, KLBF meyakini bahwa industri kesehatan tetap akan bertumbuh dalam jangka panjang seiring dengan meningkatnya kesadaran kesehatan.
Manajemen KLBF meyakini pemulihan makroekonomi tetap memberikan peluang pertumbuhan. Seiring dengan perubahan pola belanja konsumen pasca pandemi, KLBF berupaya adaptif dan berfokus pada kebutuhan konsumen dengan tetap mewaspadai dampak inflasi terhadap daya beli konsumen.
Baca Juga: Cisadane Sawit Raya (CSRA) Siapkan Sejumlah Antisipasi Hadapi Efek El Nino
"Kami menerapkan strategi untuk menjaga pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis dengan berfokus pada pemulihan produk inti dan lebih agresif dalam kategori produk yang mendorong pertumbuhan seperti kategori biologi dan onkologi, preventif, dan produk yang lebih terjangkau untuk masyarakat," tulis manajemen Kalbe Farma dalam siaran pers, Selasa (31/10).
KLBF terus memperhatikan pengelolaan rantai pasok dan persediaan, mengelola portofolio produk, dan menjaga efisiensi biaya operasional. Perusahaan ini juga mempertahankan likuiditas keuangan yang baik untuk memenuhi kebutuhan modal kerja dan ekspansi. Perusahaan pun terus berfokus melakukan inovasi produk dan layanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Secara berkelanjutan, KLBF berupaya meningkatkan akses kesehatan bagi masyarakat antara lain dengan meningkatkan kontribusi produk dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), meluncurkan berbagai produk kesehatan preventif dan herbal, menawarkan produk nutrisi yang lebih terjangkau, memperluas ekosistem layanan kesehatan serta pengembangan peralatan medis.
Untuk memperluas jangkauan distribusi, KLBF menghadirkan platform B2B – EMOS & MOSTRANS melalui divisi distribusi dan logistik. KLBF juga menggabungkan strategi pengelolaan portofolio produk, mengelola efektivitas kegiatan penjualan dan pemasaran, mendorong transformasi digital, serta mempertahankan efisiensi biaya operasional.
Dari segi pertumbuhan dan kontribusi per divisi, Divisi Obat Resep KLBF membukukan peningkatan penjualan sebesar 31,4% menjadi Rp 5,79 triliun per kuartal III-2023, dibandingkan realisasi kuartal yang sama tahun sebelumnya Rp 4,40 triliun, serta menyumbang 25,7% dari total penjualan bersih perusahaan.
Berikutnya, Divisi Distribusi & Logistik meraih peningkatan penjualan bersih sebesar 3,2% per kuartal III-2023 menjadi Rp 8,01 triliun, dari periode sebelumnya sebesar Rp 7,76 triliun serta menyumbang 35,5% terhadap total penjualan bersih KLBF.
Divisi Nutrisi membukukan penjualan bersih sebesar Rp 5,89 triliun pada sembilan bulan pertama 2023, atau mengalami pertumbuhan sebesar 2,5% dari pencapaian di periode yang sama tahun sebelumnya dan menyumbang 26,1% dari total penjualan bersih Kalbe di sembilan bulan pertama 2023.
Baca Juga: Pakuwon Jati (PWON) Catat Marketing Sales Rp 1,02 Triliun hingga Kuartal III
Di sisi lain, pada sembilan bulan pertama 2023, terjadi penurunan pendapatan Divisi Produk Kesehatan sebesar -12,1% dibandingkan dengan sembilan bulan pertama tahun 2022 menjadi Rp 2,87 triliun dengan kontribusi sebesar 12,7% terhadap total penjualan bersih KLBF per kuartal III-2023. Hal ini mencerminkan perubahan pola belanja konsumen terhadap sektor produk kesehatan.
KLBF berhasil mempertahankan pangsa pasar produk-produk perusahaan serta terus menjaga efisiensi kegiatan operasional untuk mempertahankan rasio profitabilitas. Laba usaha KLBF mencapai Rp 2,71 triliun di sembilan bulan pertama 2023, dengan rasio laba usaha terhadap penjualan sebesar 12,0%. Laba per saham KLBF mencapai Rp 44,39 di sembilan bulan pertama 2023, atau turun 16,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sejalan dengan perubahan pola belanja konsumen dan daya beli masyarakat, KLBF merevisi target pertumbuhan penjualan bersih tahun 2023 menjadi sekitar 5%-7% dan tetap tumbuh di atas pasar.
Walaupun menghadapi ketidakpastian yang meningkat karena krisis finansial dan geopolitik global, KLBF berkomitmen untuk menjaga ketersediaan produk dan meminimalkan dampak kenaikan harga bahan baku melalui pengelolaan harga dan portofolio. KLBF juga mempertahankan anggaran belanja modal maksimum sebesar Rp 1 triliun yang akan digunakan untuk perluasan kapasitas produksi dan distribusi.
"Rasio pembagian dividen dipertahankan pada rasio 45%-55%, dengan memperhatikan ketersediaan dana dan kebutuhan pendanaan internal," imbuh Manajemen Kalbe Farma.
Optimisme KLBF untuk tumbuh mendorong perusahaan terus konsisten melakukan aktivitas riset dan pengembangan untuk menghasilkan inovasi produk dan layanan. KLBF berupaya mendorong peningkatan TKDN atau Tingkat Komponen Dalam Negeri melalui berbagai inisiatif penyediaan produk obat dan alat kesehatan.
Melalui sinergi ABGC atau Akademisi, Business, Government dan Komunitas, KLBF terus berkolaborasi menghasilkan produk dan layanan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan mampu memberikan kontribusi pada performa bisnis perusahaan.
Di lain pihak, KLBF terus membangun kerja sama dengan berbagai pihak, baik dalam bentuk perusahaan patungan, akuisisi atau bentuk kolaborasi lainnya.
KLBF memperkuat kolaborasi riset dan uji klinis dengan pihak ketiga untuk produk penemuan baru (novel products) melalui PT Kalbe Genexine Biologics (KGBio), melanjutkan proses integrasi PT Kalventis Sinergi Farma untuk memperkuat Divisi Obat Resep, serta memperkuat pasar ekspor melalui anak perusahaan patungan seperti Global Starway Synergy Co., Ltd di China serta Kalbe Ecossential International Inc. di Filipina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News