Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang akhir tahun, penjualan mobil terus menggeliat. Dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan terjadi peningkatan penjualan untuk wholesales maupun retail sales.
Data Gaikindo periode Januari-November (2018) tercatat penjualan wholesales sebesar 1.063.464 unit atau naik 7,2% dari periode sama tahun sebelumnya sebesar 992.246 unit. Sedangkan untuk penjualan retail sales sebesar 1.043.166 unit atau naik 9,2% dari periode sama tahun lalu sebesar 955.433 unit.
Executive General Manager PT Toyota-Astra Motor, Fransiscus Soerjopranoto memaparkan tahun ini penjualan nasional bisa mencapai 1,147 juta unit sampai 1,15 juta unit. "Tahun ini didorong peningkatan dari sektor kendaraan komersil dan juga Sport Utility Vehicle (SUV) yakni Rush," kata Soerjo sapaan akrabnya kepada Kontan.co.id, Jumat (14/12).
Tahun depan, Soerjo perkirakan angka penjualan nasional akan sama seperti tahun 2018. Hal ini mengingat proyeksi ekonomi Indonesia yang akan stabil diatas 5%. Namun tantangan perang dagang juga cukup mempengaruhi.
Menurut Soerjo, pasar akan tetap ramai karena beberapa kompetitor akan mengeluarkan produk baru. Seperti Nissan dengan MPV terbarunya, Wuling yang akan mengeluarkan SUV terbaru, juga pemain asal Cina lainya yakni DFSK yang akan bersaing. "Kami tentu minimal akan mengeluarkan enam produk seperti halnya tahun ini," paparnya.
Penjualan yang sama tersebut juga tercermin dengan Toyota. Tahun ini penjualan Toyota diperkirakan akan mencapai 350.000 unit. Hingga November, penjualan wholesales Toyota mencapai 325.500 unit dan retail sales 320.957 unit. "Tahun depan angka penjualan kami sama dengan market share diatas 30%," kata Soerjo.
Sebelumnya, Ketua Umum Gaikindo, Johannes Nangoi memprediksi penjualan nasional bisa menembus target 1,1 juta unit. Nangoi mengklaim bahwa penjualan dari Januari-November 2018 sudah menyentuh angka 1,06 juta unit. "Tahun ini naik karena didorong oleh sektor komersil yang terbantu karena naiknya harga batubara," kata Nangoi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News