kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pasar mobil niaga semakin moncer


Rabu, 23 Maret 2011 / 10:11 WIB
Pasar mobil niaga semakin moncer
ILUSTRASI. Investor menikmati minuman jamu produksi PT Sidomuncul usai Rapat Umum Pemegag Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Sidomuncul di Jakarta.


Reporter: Sofyan Nur Hidayat, Yudo Widiyanto | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Kegiatan ekonomi dan aktivitas usaha yang bertumbuh membuat permintaan kendaraan niaga tak pernah surut. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, sepanjang Februari 2011, penjualan truk dan bus mencapai 1.025 unit. Ini lebih tinggi 46% dibandingkan bulan sebelumnya yang sebanyak 702 unit.

Memang, penjualan heavy truck mengalami penurunan 33% dari 1.140 unit di bulan Januari menjadi 763 unit bulan lalu. Toh, Stefanus Soetomo, Presiden Direktur PT Astra Multi Trucks Indonesia, optimistis pasar mobil niaga secara umum akan moncer tahun ini. "Kami yakin penjualan truk medium dan low heavy duty bisa meningkat 10% dari 2010," kata Stefanus, Selasa (22/3).

Menurutnya, UD Nissan Diesel yang kini berganti nama menjadi UD Trucks cukup kuat menguasai pasar Jawa dan Kalimantan. Dan pada waktu-waktu yang akan datang, UD Trucks akan memperbesar pasarnya di Sumatra dan Sulawesi. "Pengguna UD Trucks dari sektor pertambangan, perkebunan dan kargo," kata Stefanus.

Sepanjang tahun 2010, Astra Multi Trucks berhasil menjual 2.735 truk, naik 113,02% dari tahun sebelumnya yang sebesar 1.298 unit. Penjualan ini membawa UD Trucks sebagai penguasa 15% pasar kendaraan niaga, atau ketiga terbesar di Indonesia.

Adapun bulan Februari silam, penjualan UD Trucks mencapai 185 unit, turun tipis dibanding penjualan di Januari yang sebanyak 186 unit. Cerahnya prospek pasar kendaraan niaga membuat Irwan D. Sutanto, Direktur Pemasaran PT Hino Motor Sales Indonesia, yakin Hino masih memimpin pasar mobil niaga. Hino menargetkan penjualannya tahun ini mencapai 24.050 unit. "Dari jumlah itu, penjualan truk ditargetkan mencapai 14.000 unit," ujarnya.

Hino pun melakukan berbagai cara demi mencapai target ini. Salah satunya dengan memperluas jaringan penjualan dan layanan. Saat ini, jaringan penjualan dan layanan Hino tersebar di 30 provinsi. Namun menurut Irwan, pasar terbesar Hino masih berada di Pulau Jawa.

PT Krama Yudha Tiga Berlian (KTB) juga yakin masih bisa merajai segmen kendaraan niaga. Maklum, di segmen truk komersial, distributor Mitshubisi ini menguasai 52% pangsa pasar. Sedangkan di segmen niaga ringan, KTB menguasai pangsa pasar 32%.

Menurut Jerry Amran, Humas KTB, bulan ini penjualan masih akan stabil. Ia justru memprediksi, penjualan kendaraan niaga akan melamban di pertengahan tahun nanti. Maklum, BI rate yang naik di awal tahun tentu akan mengerek suku bunga kredit mobil.

"Mungkin perubahan baru terasa di pertengahan tahun," ungkap Jerry. Februari silam KTB berhasil menjual 288 unit truk berat, tumbuh 4,3% dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 276 unit.

Bersalin nama

Moncernya pasar mobil niaga di Indonesia juga membuat optimistis UD Trucks Motor Co Ltd, prinsipal Astra Multi Trucks. Joachim Rosenberg, Presiden UD Trucks Asia, mengatakan, hal ini mendorong produsen truk asal Jepang ini memfokuskan pasar di Asia.

Selama 10 tahun terakhir, UD Trucks telah berinvestasi besar di Asia. "Hasilnya, penjualan UD Trucks Asia kini menyumbang seperempat pendapatan grup," kata Rosenberg. Untuk mendukung penjualan, perusahaan ini mengusung merek baru UD Trucks menggantikan merek sebelumnya Nissan Diesel. Perubahan ini seiring dengan pergantian nama Nissan Diesel Motor Co Ltd menjadi UD Trucks Corp Ltd.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×