kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar perkantoran DILD tak beranjak


Kamis, 04 Juni 2020 / 04:25 WIB
Pasar perkantoran DILD tak beranjak


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 mengubah hampir seluruh kebiasaan hidup manusia. Tak terkecuali dalam urusan pekerjaan. Aktivitas bekerja dari rumah atawa work form home (WFH) tampaknya turut berkontribusi mengerem pasar perkantoran PT Intiland Development Tbk.

Hingga kini, Intiland masih menunggu datangnya geliat pasar. "Sampai saat ini belum ada permintaan baru," ungkap Archied Noto Pradono, Direktur PT Intiland Development Tbk saat dihubungi KONTAN, Selasa (2/6).

Alhasil, okupansi gedung perkantoran Intiland tak berubah sejak awal tahun atau sebelum Covid-19 merebak. Tingkat keterisian Intiland Tower Surabaya di Surabaya, Jawa Timur misalnya masih sama yakni 65%. Kalau tingkat keterisian dua gedung perkantoran di Jakarta yaitu South Quarter (SQ) dan Intiland Tower Jakarta masing-masing sebesar 70%.

Tiga proyek tersebut merupakan bagian dari total delapan portofolio perkantoran Intiland. Lima proyek lain yang mereka miliki meliputi Aeropolis, Praxis, Spazio, Spazio Tower dan Sub Co.

Selain laju okupansi yang tertahan, harga sewa gedung perkantoran Intiland pun jalan di tempat. Harga sewa per bulan Intiland Tower Surabaya saat ini berada pada kisaran Rp 95.000 per meter persegi (m²). Kalau harga sewa per bulan Intiland Tower Jakarta mencapai Rp 175.000 per m². Adapun harga sewa per bulan South Quarter masih paling mahal di antara ketiganya, yaitu Rp 230.000 per m².

Intiland menyadari, perkembangan harga sewa perkantoran ke depan juga bakal dipengaruhi oleh faktor kenormalan baru atau the new normal. Makanya, perusahaan berkode saham DILD di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu sedang mengkaji kembali harga sewa untuk meningkatkan minat investor.

Meski bisnis perkantoran menghadapi segudang tantangan, sejauh ini DILD masih memegang target awal yakni kontribusi sebesar 20% terhadap total pendapatan 2020. "Target belum kami revisi meski memang sedang dikaji dan belum diputuskan," terang Archied.

Sepanjang tahun lalu, segmen perkantoran menyumbang pendapatan Rp 217,04 miliar atau setara dengan 7,53% terhadap total pendapatan kotor Rp 2,89 triliun. Gedung bertingkat dan perumahan merupakan dua tulang punggung pendapatan DILD dengan kontribusi masing-masing Rp 1,11 triliun dan Rp 1,09 triliun. Sisanya adalah pendapatan kawasan industri, fasilitas serta teknologi komunikasi dan informasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×