Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Amailia Putri
JAKARTA. Kondisi pasar saham yang fluktuatif tidak menyurutkan niat anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Wika Beton, untuk melepas saham perdana ke pasar (IPO). Targetnya, Wika Beton sudah bisa menjadi penghuni emiten saham Bursa Efek Indonesia (BEI) pada semester II-2013.
Rencanannya, Wika Beton akan menggunakan laporan keuangan Juni 2013 sebagai dasar valuasi. "Juli ini, kami akan lakukan tender underwriter (penjamin emisi)," ujar Ganda Kusuma, Direktur Keuangan Wijaya Karya, Kamis (27/6).
Ganda optimistis, target dana sekitar Rp 1,5 triliun bisa diperoleh dari hajatan tersebut. Wika Beton berharap bisa melepas 20% saham ke publik. Manajemen WIKA mengklaim, Wika Beton merupakan korporasi yang sehat. Hal ini tercermin dari nilai utang (liabilitas) bank yang kecil, yakni di bawah Rp 50 miliar. Sementara total ekuitas mencapai
Rp 600 miliar.
Namun, demi mempercantik kualitas keuangan, manajemen Wika Beton berniat melakukan penambahan utang (leveraging) melalui penerbitan surat utang jangka menengah atau medium term notes (MTN) senilai Rp 400 miliar. Dana ini akan digunakan untuk menambal kebutuhan belanja modal tahun ini yang sebesar Rp 900 miliar.
Perusahaan manufaktur pelat merah ini akan membangun pabrik beton baru. Salah satunya berlokasi di Sumatra Selatan. Rencananya, pabrik baru itu memiliki kapasitas produksi hingga 50.000 ton per tahun. Jika tidak aral melintang, pabrik baru itu sudah bisa dibangun tahun depan.
Pabrik baru lainnya berlokasi lagi di Banten. Nah, untuk proyek ini, Wika Beton menggandeng anak usaha BUMN lainnya, yaitu PT Krakatau Engineering (KE). Kapasitas pabrik baru tersebut rencananya akan sebesar 30.000 ton per tahun.
Wika Beton akan mengempit 70% saham di pabrik baru tersebut. Sementara sisanya dipegang KE. Luas lahan yang digunakan sekitar lima hektare (ha). Estimasi awal, nilai proyek ini mencapai Rp 180 miliar. Namun, kedua belah pihak akan melakukan penghitungan ulang karena lokasi akan dipindah, meski masih di sekitar lahan milik Krakatau Steel.
Sekedar informasi, kapasitas produksi Wika Beton saat ini sudah maksimal. Total kapasitas terpasang dari delapan pabriknya mencapai dua juta ton per tahun. Sementara, realisasi produksi sudah mencapai 1,8 juta ton.
Total produksi beton tersebut sudah tidak cukup memenuhi permintaan produk yang terus meningkat. Oleh karena itu, pembangunan pabrik baru jelas tidak bisa ditunda.
Wika Beton menargetkan bisa mengantongi laba bersih sebesar Rp 197 miliar tahun ini. Angka ini meningkat 13,87% dari tahun lalu yaitu sebesar Rp 179 miliar.
Sedangkan pendapatan diharapkan bisa mencapai Rp 2,2 triliun atau naik 29,41% dari tahun lalu. Tahun lalu, pendapatan Wika Beton hanya Rp 1,7 triliun. Target itu dibuat dengan asumsi Wika Beton mampu mencapai proyeksi pendapatan dari kontrak baru. Targetnya, tahun ini, anak usaha WIKA ini bisa menjaring Rp 2,6 triliun kontrak baru. Hingga Mei 2013 lalu, perusahaan itu sudah berhasil mengantongi kontrak baru hingga senilai Rp 1 triliun.
Selain di dalam negeri, Wika Beton juga ekspansi ke Myanmar. Perusahaan itu akan membuat korporasi patungan dengan pengusaha lokal, Season One. Nantinya, perusahaan patungan ini akan membangun pabrik beton berkapasitas 67.000 ton per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News