Reporter: Mona Tobing | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Melimpahnya pasokan membuat harga ayam umur sehari atau day old chicken (DOC) dan telur peternak rakyat jatuh. Bahkan harga jual DOC anjlok hingga 87% dari harga ideal. Kondisi itu sudah terjadi tiga bulan terakhir, sehingga peternak rakyat menuntut Kementerian Pertanian (Kementan) segera mengatur produksi DOC.
Ketua Front Peternak Ungas Indonesia (FPUI) Kadma Wijaya mengatakan, saat ini DOC di pasar telah mengalami kelebihan kebutuhan. Jika normalnya kebutuhan DOC setiap minggu sebanyak 40 juta ton. Namun sejak dua bulan terakhir jumlah kebutuhan yang tersedia mencapai 60 juta ton.
"Kelebihan kebutuhan di pasar tidak didengar padahal sudah terjadi sejak awal. Harga jual ayam rendah sehingga peternak hancur," kata Kadma, Rabu (5/11).
Pada Agutus 2014 harga DOC sempat mencapai Rp 4.000 per ekor. Sedangkan harga DOC pada Rabu (5/11) di tingkat peternak rakyat mencapai Rp 500 per ekor. Kondisi ini membuat harga ayam potong boiler dan telur juga menurun.
Harga jual ayam boiler pada tingkat peternak menjadi Rp 9.000 per kg sampai Rp 12.000 per kg. Padahal idealnya harga ayam boiler Rp 17.000 per kg sampai Rp 18.000 per kg. Harga telur juga turun menjadi Rp 13.000 per kg dari harga idealnya Rp 15.000 per kg. Agar untung, peternak mendapat selisih harga diatas Rp 2.000 sampai Rp 4.000.
Selain karena tertekan harga, pangsa pasar peternak unggas rakyat juga mulai diambil alih perusahaan swasta besar. Padahal kata Kadma, seharusnya perusahaan besar memiliki pasar berbeda dengan peternak rakyat, contohnya ke pasar modern bukan pasar tradisional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News