Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. Pasokan kumulatif ruang ritel di Jakarta diprediksi tumbuh 7,4% di sepanjang 2012. Hal itu sejalan dengan rampungnya beberapa
proyek pusat perbelanjaan baru di tahun ini.
Ada enam unit proyek pusat perbelanjaan yang sudah rampung. Keenam proyek itu adalah Ancol Beach City, Jembatan Multiguna Senen Jaya, Grand Paragon, Kota Kasablanka, Lippo Mall Kemang dan Cikini Gold Center.
Menurut Senior Associate Director Research and Advisory Cushman & Wakefiled, Arief Rahardjo, dengan rampungnya pembangunan satu pusat
perbelanjaan strata-title, yaitu Cikini Gold Center di Jakarta Pusat, pasokan kumulatif ruang ritel di Jakarta tercatat seluas 3.823.600 m² hingga akhir Desember 2012.
Jumlah ini tumbuh 7,4% dibanding posisi akhir tahun lalu. Ruang ritel 2012 terdiri dari 2.688.900 m² (70,3%) pusat perbelanjaan sewa dan 1.134.700 m² (29,7%) pusat perbelanjaan strata-title. "Jakarta Selatan memberikan kontribusi terbesar, yaitu 844.800 m² atau 22,1% dari total pasokan, diikuti Jakarta CBD 801.900 atau 21%," kata Arief saat memaparkan hasil riset Cushman & Wakefield, pada Kamis (13/12).
Sedangkan Jakarta Utara dan Jakarta Barat masing-masing berkontribusi 758.900 m² (19,8%) dan 660.400 m² (17,3%). Kemudian Jakarta Pusat dan Jakarta Timur menyumbang 439.800 m² (11,5%) dan 317.700 m² (8,3%).
Sampai akhir 2013, Cushman & Wakefield memperkirakan ada tambahan 283.100 m² ruang ritel yang masuk pasar. Seluruh pasokan itu adalah ruang ritel sewa. Jadi, pasokan ruang ritel di Jakarta pada akhir tahun depan mencapai 4.106.700 m².
Hingga akhir Desember 2012, Arief menjelaskan, harga sewa dasar rata-rata ruang ritel di Jakarta pada lokasi premium di lantai dasar senilai Rp 616.800 per m² per bulan. Jumlah ini naik 1,2% dari kuartal III 2012 atau naik 0,2% dibanding akhir tahun lalu. Adapun service charge rata-rata adalah Rp 97.900 per m² per bulan, sama seperti kuartal sebelumnya atau naik 2.3% dibandingkan tahun lalu. Service charge berkisar US$ 10,00 hingga US$ 15,50 per m² per bulan setara Rp 77.000 hingga Rp 139.500 per bulan (1 US$ = Rp 7.000 - Rp 9.000).
Karena kinerja pusat perbelanjaan strata-title belum membaik, tidak ada pasokan pusat belanja strata-title baru akan masuk ke pasar pada tahun depan. Pasokan baru pada 2013 akan didominasi pusat belanja lengkap atawa one-stop, yakni 261.600 m² atau 92,4% dari total pasokan 2013 dan fasilitas ritel penunjang atau terspesialisasi seluas 21.500 m² (7,6%). Dengan asumsi tambahan pasokan 283.100 m², maka pasokan kumulatif di 2013 diprediksi tumbuh sama seperti 2012, yakni 7,4%.
Permintaan terhadap ruang ritel di Jakarta secara kumulatif juga bertumbuh setiap tahun. Di tahun ini, misalnya, permintaan kumulatif ruang ritel tumbuh 7,95% menjadi 3.112.869 m².
Salah satu pengembang yang gencar membuka ruang ritel adalah PT Lippo Karawaci Tbk. Pada September lalu, perusahaan ini telah meresmikan Lippo Mall Kemang, yang merupakan jaringan mal ke-27 milik Grup Lippo. Lippo Mall Kemang memiliki area yang disewakan seluas 54.981 m². Saat ini, 95% area sudah terisi, namun baru 70% tenant yang membuka gerai. Adapun tarif sewa rata-rata berkisar Rp 400.000 hingga Rp 500.000 per m².
Presiden Direktur Lippo Karawaci, Ketut Budi Wijaya mengklaim, Lippo Mall Kemang merupakan mal gaya hidup pertama di kawasan Kemang. "Pembangunannya menghabiskan dana US$ 200 juta," ungkap dia.
Sedangkan PT Pakuwon Jati Tbk menghabiskan total dana Rp 2,2 triliun untuk mengembangkan Superblok Kota Kasablanka. Total luas lahan superblok ini mencapai 94.809 m², dengan luas lantai 570.500 m² serta area parkir yang dapat menampung 4.500 unit kendaraan.
"Superblok ini terdiri dari 88 Kasablanka Tower A Office seluas 57.503 m², dua tower kondominium Casa Grande 96.299 m² dengan 1.078 unit, 88 Kasablanka Tower B Office seluas 31.430 m² serta Kota Kasablanka Shopping Center seluas 111.136 m²," ujar Minarto Basuki, Direktur Keuangan Pakuwon, pada Kamis (13/12).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News