Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto
“Otomatis pemasukan kan tidak ada sama sekali atau nol rupiah, padahal saya masih harus mengeluarkan biaya bulanan untuk angsuran 13 armada,” ucapnya.
Oky juga mengatakan, dengan jumlah 16 armada dalam kondisi normal dirinya rata-rata melayani perjalanan hingga 200 trip per bulannya.
Dengan jumlah tersebut, ada pemasukan antara Rp 5 juta hingga Rp 6,8 juta setiap bulannya. Setelah dikurangi dengan biaya operasional termasuk untuk angsuran ke leasing masih ada sisa lebih kurang Rp 2 juta.
Baca Juga: Mulai hari ini, masyarakat yang nekat mudik akan disuruh putar balik
“Kalau sudah tidak ada pemasukan seperti ini, saya juga tidak bisa membayar angsuran. Kerugian pada bulan Februari saja sebesar Rp 35 juta, Maret Rp 85 juta, dan April ini kemungkinan lebih dari Rp 100 juta,” ujarnya.
Hal ini disebabkan karena pihaknya sebagai penanggung jawab perjalanan jelas sudah membayarkan uang muka untuk setiap pemesanan ke lokasi tujuan wisata.
Jika pemesanan sudah dibatalkan, otomatis uang yang dibayarkan untuk uang muka kemungkinan besar juga akan hangus. “Belum lagi kerugian refund-refund dari tiket DP transportasi event dan wisata di kota-kota seluruh Indonesia bisa dipastikan tidak bisa balik. Karena mulai event,kunker,wisata di cancel semua,” kata Oky. (Ari Purnomo)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Imbas Corona dan Larangan Mudik, Pebisnis Rental Mobil Rugi Ratusan Juta Rupiah",
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
