Reporter: Agung Hidayat, Anggar Septiadi, Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
Sektor keuangan
Tak hanya sektor riil, sektor keuangan juga berjibaku menghadapi ketatnya likuiditas. Bisa dimaklumi, kredit mereka tak mungkin berkembang tanpa ada ekspansi perusahaan. Alih-alih tambahan kredit, pandemi Covid-19 justru mengerek risiko kredit macet (NPL) perbankan. Selama kuartal I 2020, NPL gross PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) 4,91% atau lebih tinggi ketimbang kuartal I tahun lalu 2,92%.
Biarpun sudah menaikkan rasio pencadangan hingga 105,7% pada kuartal I tahun ini atau naik sekitar dua kali lipat ketimbang histori rasio sebelumnya, BTN tetap saja harus realistis. Dalam paparan daring, Jumat (15/5), Direktur Utama BTN Pahala N. Mansury mengaku tidak akan mampu merealisasikan target awal 2020.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) pun tak kuasa bertahan. Proyeksi pertumbuhan kredit tahun ini berkurang dari target awal 11% menjadi 5%. Margin bunga bersih (NIM) yang sebelumnya 6,8% kini 5,5%. "Namun saat ini belum kami finalisasi revisinya karena awal Juni baru akan kami sampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," tutur Haru Koemahargyo, Direktur Keuangan BRI saat paparan daring, Kamis (14/5).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News