Reporter: Venny Suryanto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Inovasi tiada henti terus dilakukan oleh para pelaku usaha kecil dan menengah dalam menggerakkan perekonomian di Indonesia. Sebut saja salah satu pemain baru yang terjun dengan produk sabun Langis asal Yogyakarta.
Pemilik Usaha Sabun Langis Yomi Windi Asni menjelaskan, dirinya baru saja memulai usaha produksi ini pada Juni 2019 lalu. Uniknya, produk sabun yang digunakan ini menggunakan bahan dasar minyak jelantah.
Saban bulannya, ia bisa mengumpulkan minyak jelantah dari kegiatan bank sampah yang mencapai 40 liter. Setelah itu, ia mulai memproduksi sabun Langis untuk diperjualkan.
Olahan minyak jelantah dikembangkan menjadi sabun cuci yang ramah lingkungan. Selain itu sabun Langis juga memiliki beberapa keunggulan di antaranya sangat cepat membersihkan noda-noda, terutama yang membandel, selain itu karena tidak menggunakan bahan kimia sehingga penggunaannya aman bagi yang sensitif terhadap deterjen.
“Tidak panas kalau kena tangan, jadi memang diproduksi untuk penggunaan sehari-hari,” kata Yomi saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (18/9).
Ia menjelaskan, ada dua jenis sabun yang ia produksi yakni sabun cair untuk mencuci baju-baju terutama batik agar tidak menghilangkan warna dasar atau tidak luntur. Kedua yakni sabun batang yang efektif membunuh noda membandel.
Baca Juga: Cerita pelaku UMKM bertahan di tengah gempuran pandemi Covid-19
Produk sabun asal Yogyakarta ini hanya dibanderol seharga Rp 15.000 untuk sabun batang dan Rp 25.000 untuk sabun cairnya.
Sayangnya, akibat adanya pandemi Covid-19, Yomi mengaku penjualannya harus menurun hingga 60% akibat penurunan permintaan.
Sehingga saat ini ia tengah beralih menggunakan platform online untuk meningkatkan permintaannya. Hal ini terbukti saat ini permintaan pembeli mencapai sekitar 150 pcs yang terjual saban bulan.
“Strategi kita sekarang hanya mengandalkan penjualan lewat online seperti marketplace agar tetap bisa produktif,” harapnya.
Pengamat Djoko Kurniawan menilai, peluang usaha sabun cair dan batangan masih punya kesempatan untuk berkembang. Sebab, jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar masih sangat menjanjikan untuk jenis usaha ini.
Sehingga, pelaku UMKM ini perlu memperhatikan berbagai inovasi lainnya agar ada perbedaan yang ditonjolkan sehingga mampu menarik konsumen.
“Standard pembuatan sabun yang baik juga harus diedukasikan ke masyarakat agar mereka percaya untuk menggunakan produk ini,” kata Djoko.
Selain itu, inovasi produk juga dapat menjadi salah satu strategi agar bisa terus bertahan di tengah situasi saat ini serta perlu juga terus mengembangkan edukasi kepada pasar agar produk semakin dikenal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News