Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, melakukan pertemuan yang membahas soal kelanjutan investasi pabrik baterai kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) oleh perusahaan asal China Contemporary Amperex Technology Co. Ltd. (CATL).
Pertemuan tersebut diunggah oleh Erick melalui instagram resminya @erickthohir, Rabu (14/05). Adapun, perwakilan BUMN dihadiri oleh Erick, dari Kementerian ESDM selain Bahlil turut hadir Wakil Menteri (Wamen) ESDM Yuliot Tanjung.
Hadir pula Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal yang diwakili Wamen Investasi dan Hilirisasi Indonesia Todotua Pasaribu, Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria.
Adapun, dar CATL for Resource Affairs (CATL) diwakili langsung oleh Chairman, Li Changdong.
Baca Juga: 3 Peringatan Penting untuk Bahlil Sebelum Hentikan Impor BBM dari Singapura
Erick dalam keterangannya, menyebut bahwa pertemuan ini membahas lebih lanjut rencana investasi ekosistem terintegrasi baterai kendaraan listrik yang bekerjasama antara CATL dan Indonesia Battery Corporation (IBC) dalam membangun pabrik sel baterai di Indonesia.
"Kerja sama ini merupakan upaya pemerintah untuk mengembangkan industri kendaraan listrik (EV) dan energi terbarukan di Indonesia serta menjadikan Indonesia sebagai pusat global untuk kendaraan listrik di Asia Tenggara," ungkap dia.
Sebagai informasi, proyek baterai EV terintegrasi antara CATL dengan Indonesia digerakan melalui IBC yang merupakan perusahaan patungan dari beberapa BUMN, seperti PT Antam (Persero), PT Inalum (Persero), PT Pertamina New & Renewable Energy, dan PT PLN (Persero).
Proyek yang juga disebut sebagai proyek Dragon ini tercatat memiliki nilai investasi awal sebesar US$ 1,18 miliar atau setara dengan Rp 19,13 triliun (asumsi kurs Rp 16.213 per dollar AS) bersamaan dengan kapasitas produksi 15 gigawatt hour (GWh) per tahun.
Baca Juga: Kementerian ESDM Berencana Stop Impor BBM dari Singapura, Bahlil Bongkar Alasan
Namun, Direktur Utama IBC, Toto Nugroho sempat mengatakan bahwa nilai investasi awal CATL terkoreksi usai mendapatkan Outward Direct Investment (ODI) dari pemerintah China.
CATL kemudian memangkas hampir setengahnya, sehingga nilai investasi menjadi US$ 417 juta dengan kapasitas produksi 6,9 GW.
"ODI approval yang kami peroleh dari mereka (CATL) baru setengahnya. Sekitar 6,8 GW dengan US$ 417 juta," kata Toto kepada dalam Rapat Dengar Pendapat (DPR) beberapa waktu lalu.
Selanjutnya: BPS Tunda Pengumuman Ekspor Impor April 2025, Begini Respons Menko Airlangga
Menarik Dibaca: Paylabs dan RANS Buka Pintu Dunia Usaha untuk Anak Binaan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News