kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pelaku Usaha Optimistis Harga Gas Bumi Industri Tak Terpengaruh Konflik Rusia-Ukraina


Selasa, 01 Maret 2022 / 19:17 WIB
Pelaku Usaha Optimistis Harga Gas Bumi Industri Tak Terpengaruh Konflik Rusia-Ukraina


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konflik Rusia-Ukraina diyakini tak bakal memberi pengaruh pada harga gas bumi untuk industri di dalam negeri.

Asal tahu saja, pasca invasi Rusia ke Ukraina, sejumlah harga komoditas energi melonjak signifikan. Kendati demikian, dampak untuk industri pengguna gas bumi di dalam negeri dinilai masih minim.

Wakil Ketua Forum Industri Pengguna Gas Bumi Achmad Widjaja mengungkapkan, kebutuhan gas bumi untuk industri dalam negeri dipenuhi dari pasokan dalam negeri. Dengan demikian, diprediksi tidak akan terjadi lonjakan harga.

Di sisi lain, pemerintah juga sudah menetapkan harga gas bumi tertentu (HGBT) untuk 7 sektor industri yang ditetapkan sebesar US$ 6 per MMBTU.

"Kalau gas pipa kan sudah merupakan kebijakan yang diberikan pemerintah sejak 2021 dan itu barang kita sendiri. Saya pikir tidak ada pengaruh dan itu pasokan dalam negeri," ungkap Achmad kepada Kontan.co.id, Selasa (1/3).

Senada, Ketua Umum Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) Yustinus Gunawan juga mengungkapkan harga gas pipa untuk industri tidak terpengaruh dampak gejolak Rusia-Ukraina.

Baca Juga: Kontrak Minyak dan Emas di ICDX Melonjak Imbas Perang Rusia - Ukraina

Selain karena pasokan berasal dari dalam negeri, dengan telah dimuatnya kebijakan harga gas dalam regulasi maka kenaikan harga diyakini tak bakal terjadi.

"Kekuatiran pasti ada di kalangan industri pengguna gas bumi, namun kami yakin dan percaya Pemerintah pegang teguh komitmen (untuk) meningkatkan peran industri manufaktur sebagai fondasi ekonomi negara," terang Yustinus, Selasa (1/3).

Menurutnya, dengan adanya kepastian ini juga bakal mendorong pelaku industri serta menarik minat bagi investor.

Tak berbeda jauh, Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki), Eddy Suyanto optimistis harga gas khusus tetap bakal diberikan oleh pemerintah. Terlebih tingkat utilisasi produksi nasional kian meningkat pasca pemberian harga gas khusus.

"Daya saing yang semakin membaik juga membuat ekspor keramik bergairah kembali dan (mendorong) kebangkitan industri keramik pasca pemberian harga gas US$ 6 per MMBTU," kata Eddy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×