kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pelaku usaha optimistis pasar ekspor udang masih gurih


Minggu, 24 Januari 2021 / 18:58 WIB
Pelaku usaha optimistis pasar ekspor udang masih gurih
ILUSTRASI. Udang. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/foc/16.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspor udang nasional menunjukkan kinerja yang positif di tahun 2020. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang diolah oleh  Forum Udang Indonesia (FUI), ekspor udang nasional di sepanjang Januari-November 2020 mencapai US$ 1,86 miliar, lebih besar dari realisasi ekspor udang nasional sepanjang tahun 2019 yang sebesar US$ 1,7 miliar. 

Realisasi tersebut didapat dari ekspor udang beku, udang hidup, udang olahan, dan udang segar-dingin.

Tahun ini, peluang ekspor udang dinilai masih menjanjikan. Ketua FUI, Budhi Wibowo mengatakan, penguasaan pangsa pasar alias market share udang nasional di pasar udang global masih sangat kecil, yakni di bawah 5%. 

Oleh karenanya, kinerja ekspor udang nasional masih berpotensi untuk terus bertumbuh. Realisasi naik turunnya kinerja ekspor tersebut sangat bergantung pada banyak-sedikitnya pasokan udang nasional.

“Kalau supply banyak, utilitas UPI (Unit Pengolahan Ikan) akan naik, secara otomatis  akan menurunkan HPP (Harga Pokok Penjualan) sehingga meningkatkan daya saing kita di pasar internasional,” kata Budhi kepada Kontan.co.id, Selasa (19/1).

Optimisme serupa juga dijumpai di kalangan para eksportir udang. Corporate Secretary and Head of Investor Relation PT Panca Mitra Multiperdana Tbk, Christian Jonathan mengatakan, permintaan udang beku di 3 negara pengimpor udang terbesar, yakni Amerika Serikat (AS), Jepang dan China terus menunjukkan tren peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Kebiasaan untuk berdiam diri di rumah semasa pandemi Covid-19 diduga menjadi faktor yang mendorong kenaikan permintaan udang siap masak tersebut.

Baca Juga: Kadin optimistis kinerja sektor perikanan dan kelautan membaik di tahun 2021

Di sisi lain, prospek pasar di negara-negara lain di wilayah Uni Eropa juga masih terbuka untuk digarap. Makanya, PMMP optimistis menargetkan penjualan sekitar US$ 190 juta atau tumbuh sekitar 12% dibanding realisasi tahun lalu. 

Untuk mengejar target tersebut, PMMP telah menyiapkan sejumlah strategi. Beberapa di antaranya seperti memacu penjualan produk berniali tambah, meningkatkan penetrasi pasar ke AS dan Jepang serta melakukan ekspansi pasar ke wilayah Uni Eropa. 

“Ekspansi ekspor kami dengan tapping new market, seperti Uni Eropa. Kami telah mendapatkan ASC Certification (sertifikasi untuk ekspor ke UE). Beberapa potensi buyer pun sudah menyampaikan minatnya kepada kami,” kata Christian kepada Kontan, Senin (18/1).

Dihubungi terpisah, Direktur Marketing PT Bumi Menara Internusa, Aris Utama mengungkapkan bahwa permintaan udang secara umum (beku, olahan, dl) di pasar AS sedang tinggi. Walhasil, Bumi Menara Internusa yang melakukan penjualan ekspor ke AS serta ke negara-negara pengimpor lainnya ikut menikmati permintaan yang sedang tinggi tersebut.

Di tengah permintaan yang tinggi itu, Bumi Menara Internusa membidik pertumbuhan penjualan ekspor sekitar 5%-10% pada tahun ini. “Kalau target pasti meningkat, semua kan berusaha untuk mengambil pangsa pasar dari negara eksportir udang lain,” kata Aris Utama saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (24/1).

Target pertumbuhan ekspor udang nasional 2024

Tren pertumbuhan ekspor udang nasional dipercaya bisa terus berlangsung hingga tahun-tahun berikutnya. Makanya, FUI optimistis program peningkatan nilai ekspor udang 250% atau 2.5 kali lipat dalam waktu 5 tahun yang dicanangkan pemerintah tahun 2020 yang lalu bisa dicapai.

Sebagai gambaran, ekspor udang Indonesia tahun 2019 mencapai sekitar US$ 1.7 miliar di tahun 2019. Dengan demikian, target ekspor udang yang ingin dicapai oleh pemerintah pada tahun 2024 nanti adalah sebesar US$ 4,25 miliar.

Hitungan FUI, untuk mencapai target tersebut diperlukan pertumbuhan volume dan nilai ekspor udang masing-masing sekitar 14 % dan 20 % pertahun. Hal ini menurut FUI bisa dicapai melalui 2 hal, yaitu memperbanyak produk value added terutama produk ready to cooked/ready to eat dan meningkatkan volume produksi udang nasional.

FUI optimisme, kalau kedua prasyarat di atas terpenuhi, pertumbuhan ekspor 250% di tahun 2024 bisa dicapai, sebab permintaan udang di pasar mancanegara selalu ada dan banyak yang masih belum digarap secara maksimal oleh eksportir Indonesia. “Bagi kami poin utamanya adalah penambahan produksi udang, bukan naik turunnya permintaan pasar,” kata Budhi kepada Kontan.co.id.

Senada, Aris menilai bahwa target pertumbuhan ekspor 250% merupakan target yang realistis untuk dicapai, selama eksekusi dan perencanaannya jelas dan diawasi pelak. “Tantangannya adalah eksekusi dari perencanaan produksi meningkat 250% dalam 4 tahun itu harus dimonitor secara melekat,” kata Aris.

Senada, Christian menuturkan bahwa target pertumbuhan ekspor 250% bisa dikejar dengan dukungan pemerintah. Terlebih, produk udang dalam negeri memiliki kualitas yang bisa bersaing dengan produk dari negara-negara pemasok kompetitor.

“Perlu diketahui, bahwa dibandingkan dengan India, Vietnam, dan Ekuador, tingkat reject produk udang Indonesia pada pasar ekspor adalah satu yang terendah jika dibandingkan dengan ketiga negara tersebut,” tambah Christian.

Selanjutnya: Forum Udang Indonesia optimistis nilai ekspor udang bisa meningkat 250% di 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×