kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pelemahan rupiah tekan bisnis alat kesehatan


Rabu, 17 Oktober 2018 / 16:47 WIB
Pelemahan rupiah tekan bisnis alat kesehatan
ILUSTRASI. Alat Farmasi


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebutuhan akan ketersediaan industri kesehatan, termasuk industri Alat Kesehatan terus mengalami peningkatan dengan besarnya jumlah penduduk Indonesia.

Industri kesehatan di Indonesia diperkirakan akan mengalami peningkatan hingga dua kali lipat dalam 6 tahun ke depan. Selama periode 2012-2018, belanja kesehatan mencapai US$ 60,6 miliar dengan rata-rata pertumbuhan tahunan 14,9%.

Sugihadi, Ketua Umum DPP Gabungan Perusahaan Alat-Alat Kesehatan dan Laboratorium (Gakeslab) Indonesia mengatakan, perkembangan industri kesehatan secara umum akan langsung berpengaruh kepada perkembangan industri alat kesehatan.

Menurutnya, pertumbuhan ini harus dikawal dan didukung oleh pemerintah. Pasalnya, industri alat kesehatan merupakan industri yang memerlukan modal, investasi, sumber daya manusia, teknologi tinggi, dan juga terikat dengan regulasi. Dalam menjalankan peranannya, pengusaha Alkes diwajibkan untuk tunduk kepada berbagai peraturan.

"Jika pemerintah tidak berperan untuk menyeimbangkan kondisi ini dengan jaminan untuk kemudahan dan kelayakan berusaha maka industri alat kesehatan akan sulit berkembang dan pada akhirnya akan berdampak besar kepada pelayanan kesehatan nasional." kata Sugihadi dalam siaran persnya, Rabu (17/10).

Sugihadi mengatakan, melemahnya nilai tukar rupiah telah membuat Gakeslab megap-megap karena laba yang bisa dihasilkan sudah semakin anjlok. Padahal tanpa faktor itu, laba rata-rata perusahaan anggota asosiasi ini sebelumnya hanya berkisar 10%-15%.

Sementara saat ini ada regulasi e-catalog yang mengharuskan perusahaan alat keseharatan mencantumkan harga fix dalam rupiah. Dengan nilai tukar yang berubah-ubah dan tidak melakukan perubahan harga di e-catalog sesuai dengan kondisi terkini.

"Jadi misalnya, harga jual saat itu dolar masih Rp 13.000. Maka, ketika (faskes) membeli produk yang sama pada saat ini dengan dollar di atas Rp 15.000, harganya tetap yang tertera di kesepakatan awal yang ada di e-catalog," jelas Sugihadi.

Sugihadi menyarankan perlu ada negosiasi antara pemerintah dan penyedia alkes ketika kurs dolar melambung. Hal ini dikarenakan pelaku usaha mengimpor produk dalam dolar, namun menjualnya dalam rupiah.

Gakeslab Indonesia adalah asosiasi pengusaha Alat Kesehatan dan Laboratorium yang diakui oleh pemerintah. Asosiasi ini beranggotakan 31 pengurus daerah dan terdiri dari total 411 perusahaan pemegang Ijin Penyalur Alat Kesehatan (IPAK) di seluruh Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×