kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.684.000   -8.000   -0,47%
  • USD/IDR 16.402   2,00   0,01%
  • IDX 6.646   113,79   1,74%
  • KOMPAS100 990   21,69   2,24%
  • LQ45 776   14,22   1,87%
  • ISSI 203   3,92   1,97%
  • IDX30 401   6,72   1,70%
  • IDXHIDIV20 483   8,87   1,87%
  • IDX80 112   2,06   1,87%
  • IDXV30 117   1,19   1,03%
  • IDXQ30 133   2,24   1,72%

Pelindo Energi segera operasikan terminal LNG


Jumat, 22 Januari 2016 / 11:49 WIB
Pelindo Energi segera operasikan terminal LNG


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Tak lama lagi Indonesia akan memiliki miniscale LNG terminal yang pertama, yaitu Benoa LNG Terminal. Sejak ditandatanganinya kesepakatan kerja sama senilai US$ 500 juta antara PT Indonesia Power (anak usaha PT PLN Persero) dan PT Pelindo Energi Logistik sebagai afiliasi perusahaan PT Pelabuhan Indonesia III, nantinya akan dioperasikan sepenuhnya oleh PT Pelindo Energi Logistik (PT PEL).

Sesuai kesepakatan kerja sama tersebut, maka setiap harinya terminal ini diharapkan akan mampu memenuhi kebutuhan gas sebesar 40 mmscfd guna memasok keperluan gas untuk 200 MW PLTDG Pesanggaran Bali.

Guna memenuhi kebutuhan pasokan ini, PT Pelindo Energi Logistik telah menandatangani kontrak dengan Jaya Samudra Karunia Group (JSK Group) sebagai penyedia fasilitas Floating Registration Unit (FRU) dan Floating Storage Unit (FSU). JSK Group mendesain konsep FRU dan FSU secara terpisah.

Chief Excecutive Officer JSK Dennis S.K. Jang menuturkan, konsep FRU dan FSU secara terpisah merupakan konsep yang paling ideal untuk negara kepulauan seperti Indonesia. "Fasilitas terapung ini relatif jauh lebih cepat dibanding fasilitas darat dan lebih murah karena tidak perlu ada pembebasan lahan," ucap Dennis di Jakarta, Jumat (22/1).

Diharapkan, model dan pola penggunaan fasilitas terapung ini akan menjadi proyek percontohan dan menjadi solusi terbaik untuk merealisasikan program percepatan pemenuhan kebutuhan listrik 35.000 megawatt. 

Untuk itu, JSK Group melalui anak usahanya yaitu PT Benoa Gas Terminal dan PT JSK Abadi Lines, telah menggelontorkan dana tidak kurang dari US$ 100 juta untuk pengadaan FRU dengan kapasitas 50 mmscfd dan FSU dengan kapasitas 26.000 CBM yang semua pembuatannya dilakukan di Korea Selatan.

Sebagai catatan, setiap 1.000 MW PLTD yang dikonversi menjadi gas dapat menghemat subsidi BBM sebesar Rp 9,6 triliun per tahun (berdasarkan harga Pertamina 2015, HSD = US$ 941/ ton dan LNG = US$ 12/ MMBTU). Saat ini ada banyak PLTD di Indonesia dengan kapasitas 10-200 MW/ unit di Indonesia dengan jumlah total lebih dari 10.000 MW.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×