Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Rizki Caturini
BATAM. PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II menyiapkan pembangunan infrastruktur di pelabuhan-pelabuhan yang dikelolanya. Untuk program itu, Pelindo II membutuhkan dana Rp 25 triliun dari tahun 2011 hingga tahun 2016.
Direktur Utama PT Pelindo II, RJ Lino mengatakan dana investasi itu akan diperoleh dari kas internal dan juga pendanaan eksternal. "Dana internalnya sekitar 30%, sisanya diperoleh dari eksternal," ungkap Lino di sela-sela acara Seminar dan Rakernas II Federasi Serikat Pekerja BUMN, Kamis (10/3).
Dari total kebutuhan Rp 25 triliun, Pelindo mengalokasikan belanja modal tahun ini sekitar Rp 3 triliun. Dana investasi jangka panjang itu akan diperoleh dari kerjasama dengan mitra strategis. Selain itu, Pelindo II juga akan menggandeng pihak perbankan BUMN untuk ikut membiayai proyek pengembangan pelabuhan itu.
Lino mengatakan dana investasi jangka panjang itu paling banyak akan dipergunakan untuk pembangunan Container Terminal Kalibaru Utara (CTK) sebagai bagian dari pengembangan Tanjung Priok. Secara keseluruhan, dana yang dibutuhkan untuk pembangunan CTK totalnya mencapai Rp 22 triliun. Pembangunannya dilakukan melalui tiga tahap dengan dana investasi tahap pertama sebesar Rp 6,2 triliun.
Dana itu dipergunakan untuk dermaga petik emas sepanjang 3.500 meter persegi dengan kapasitas 5 juta hingga 6 juta TEUs dan sepanjang 800 meter persegi untuk terminal minyak dan gas. "Ground breaking akan dilakukan pada bulan Mei 2011," kata Lino.
Humas Pelindo II, Hambar Wiyadi mengatakan selain pembangunan CTK, mereka juga akan mengembangkan pelabuhan lain. Pelindo II akan membangun tiga terminal petik emas baru di Pelabuhan Palembang, Pontianak dan Bengkulu senilai Rp 1,5 triliun.
Tahun ini akan dilakukan desain teknis, pembebasan lahan, dan seleksi kontraktor dengan mengambil dana dari belanja modal. "Tahun 2012 diharapkan sudah dimulai pembangunannya," terang Hambar.
Selain itu, Pelindo II juga berupaya meningkatkan pelayanan dengan menambah alat bongkar muat di seluruh cabang pelabuhan. Untuk periode 2010/2011 dilakukan penambahan 47 alat bongkar muat senilai Rp 2,7 triliun.
Dengan penambahan peralatan bongkar muat itu diharapkan bisa meningkatkan kapasitas bongkar muat di masing-masing pelabuhan hingga dua atau tiga kali lipat dan waktu tunggu kapal bisa turun hingga 70%. Sebagai contoh, untuk Pelabuhan Tanjung Priok yang semula kapasitas bongkar muatnya hanya 9-10 boks petik emas per jam menjadi 30 boks petik emas per jam. "Sedangkan waktu tunggu dari biasanya empat hari menjadi satu hingga satu setengah hari," kata Hambar.
Sekedar informasi, Pelindo II mengelola 12 pelabuhan yaitu Tanjung Priok, Panjang, Teluk Bayur, Palembang, Pontianak, Banten, Jambi, Cirebon, Sunda Kelapa, Bengkulu, Pangkal Balam dan Tanjung Pandan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News